Candi Gatotkaca dikaki Bukit Pangonan

Bila kita melawat Didataran tinggi Dieng Kabupaten Banjarnegara, ada sebuah Candi peninggalan hindu yang terkenal masih menyimpan kekuatan misterius dan dianggap sebagai tempat bersemayamnya arwah para leluhur, lalu tempat ini dianggap suci dikarenakan adanya kepercayaan hal semacam itu. Candi gatotkaca itulah nama candi peninggalan Hindu yang dianggap masih misterius.

Candi Gatotkaca yang terletak di sebelah barat kelompok Candi Arjuna di kaki bukit Pangonan menghadap ke barat, dahulu kala di lokasi ini terdapat enam bangunan candi selain candi Gatotkaca ada pula beberapa candi lainnya, yaitu ; candi Sentyaki, candi Antareja, candi Nakula - Sadewa dan candi Nalagareng, karena proses alam hanya candi Gatotkaca yang mampu bertahan hingga saat ini.

Bila melihat dari segi bentuk arsitekturnya candi Gatotkaca tersebut diperkirakan dibangun setelah candi Srikandi, hal ini diketahui dari cara penempatan tangga kaki, jumlah relung, denah bangunan dan denah atap tingkatnya.

Batur candi setinggi sekitar 1 m dibuat bersusun dua dengan denah dasar berbentuk bujur sangkar. Di pertengahan sisi selatan, timur dan utara terdapat bagian yang menjorok keluar, membentuk relung seperti bilik penampil. Pintu masuk terletak di sisi barat dan, dilengkapi dengan bilik penampil. Anak tangga di batur terlindung dalam dalam bilik penampil.

Sepintas Candi Gatotkaca juga terlihat seperti bangunan bertingkat, karena bentuk atapnya dibuat sama dengan bentuk tubuh candi. Puncak atap sudah hancur, sehingga tidak terlihat lagi bentuk aslinya. Di keempat sisi atap juga terdapat relung kecil seperti tempat menaruh arca. Sekitar setengah meter di luar kaki candi terdapat batu yang disusun berkeliling memagari kaki candi. Di halaman Kompleks Candi Gatutkaca terdapat tumpukan batu reruntuhan keempat candi lain yang belum dapat disusun kembali. Candi Gatutkaca memiliki kala makara yang khas yaitu berupa wajah raksasa yang menyeringai tanpa rahang bawah.

Keindahan candi Gatotkaca ini terkesan sangat alami, karena terletak disekitar pegunungan Dieng, Dataran tinggi Dieng merupakan dataran yang terbentuk oleh kawah gunung berapi yang telah mati. Bentuk kawah jelas terlihat dari dataran yang terletak di tengah dengan dikelilingi oleh bukit-bukit. Sebelum menjadi dataran, area ini merupakan danau besar yang kini tinggal bekas-bekasnya berupa telaga. Bekas-bekas kawah pada saat ini, kadang-kadang masih menampakan aktivitas vulkanik, misalnya pada kawah Sikidang. Disamping itu juga aktivitas vulkanik, yang berupa gas atau uap panas bumi dan dialirkan melalui pipa dengan diameter yang cukup besar, dan dipasang di permukaan tanah untuk menuju ke lokasi tertentu yang berada cukup jauh dari lokasi pemukiman penduduk dan dimanfaatkan untuk Pembangkit Tenaga Listrik Panas Bumi.

Dengan kondisi topografi, pemandangan alam yang indah dan situs-situs peninggalan purbakala yang berupa candi, sehingga dataran tinggi Dieng mempunyai potensi sebagai tempat rekreasi dan sekaligus obyek peninggalan objek pengkajian sejarah yang menarik, dan juga ditambahkan lagi dengan adanya bangunan Museum yang menyimpan beragam koleksi arca yang tidak jauh dengan candi tersebut, sehingga warisan budaya tetap selalu terjaga sebagai bukti sejarah peradaban masa lalu.


Baca Seterusnya »»  

Beragam cara penyaringan Air

Sebagai salah satu sumber kehidupan, Air sangatlah penting bagi makhluk hidup dan segala sektor kehidupan yang ada di bumi, Sering kita mendengar bumi disebut sebagai planet biru, karena air menutupi 3/4 permukaan bumi. Tetapi tidak jarang pula kita mengalami kesulitan mendapatkan air bersih, terutama saat musim kemarau disaat air umur mulai berubah warna atau berbau. Ironis memang, tapi itulah kenyataannya. Yang pasti kita harus selalu optimis. Sekalipun air sumur atau sumber air lainnya yang kita miliki mulai menjadi keruh, kotor ataupun berbau, selama kuantitasnya masih banyak kita masih dapat berupaya merubahnya menjadi air bersih yang layak pakai dimana salah satu caranya adalah membuat saringan air.

Ada berbagai cara sederhana yang dapat digunakan untuk mendapatkan air bersih, dan cara yang paling umum digunakan adalah dengan membuat saringan air, dan bagi kita mungkin yang paling tepat adalah membuat penjernih air atau saringan air sederhana. Perlu diketahui, bahwa penyaringan air secara sederhana tidak dapat menghilangkan sepenuhnya garam yang terlarut di dalam air. Sebaiknya gunakan destilasi untuk menghasilkan air yang tidak mengandung garam. Berikut beberapa alternatif cara sederhana untuk mendapatkan air bersih dengan cara penyaringan air :

Saringan dengan Kain Katun

Pembuatan saringan air dengan menggunakan kain katun merupakan teknik penyaringan yang paling sederhana / mudah. Air keruh disaring dengan menggunakan kain katun yang bersih. Saringan ini dapat membersihkan air dari kotoran dan organisme kecil yang ada dalam air keruh. Air hasil saringan tergantung pada ketebalan dan kerapatan kain yang digunakan.

Saringan dengan Kapas

Teknik saringan air ini dapat memberikan hasil yang lebih baik dari teknik sebelumnya. Seperti halnya penyaringan dengan kain katun, penyaringan dengan kapas juga dapat membersihkan air dari kotoran dan organisme kecil yang ada dalam air keruh. Hasil saringan juga tergantung pada ketebalan dan kerapatan kapas yang digunakan.

Aerasi

Aerasi merupakan proses penjernihan dengan cara mengisikan oksigen ke dalam air. Dengan diisikannya oksigen ke dalam air maka zat-zat seperti karbon dioksida serta hidrogen sulfida dan metana yang mempengaruhi rasa dan bau dari air dapat dikurangi atau dihilangkan. Selain itu partikel mineral yang terlarut dalam air seperti besi dan mangan akan teroksidasi dan secara cepat akan membentuk lapisan endapan yang nantinya dapat dihilangkan melalui proses sedimentasi atau filtrasi.

Saringan Pasir Lambat

Saringan pasir lambat merupakan saringan air yang dibuat dengan menggunakan lapisan pasir pada bagian atas dan kerikil pada bagian bawah. Air bersih didapatkan dengan jalan menyaring air baku melewati lapisan pasir terlebih dahulu baru kemudian melewati lapisan kerikil. Untuk keterangan lebih lanjut dapat temukan pada artikel Saringan Pasir Lambat

Saringan Pasir Cepat

Saringan pasir cepat seperti halnya saringan pasir lambat, terdiri atas lapisan pasir pada bagian atas dan kerikil pada bagian bawah. Tetapi arah penyaringan air terbalik bila dibandingkan dengan Saringan Pasir Lambat, yakni dari bawah ke atas (up flow). Air bersih didapatkan dengan jalan menyaring air baku melewati lapisan kerikil terlebih dahulu baru kemudian melewati lapisan pasir. Untuk keterangan lebih lanjut dapat temukan pada artikel Saringan Pasir Cepat. 

Gravity-Fed Filtering System

Gravity-Fed Filtering System merupakan gabungan dari Saringan Pasir Cepat dan Saringan Pasir Lambat. Air bersih dihasilkan melalui dua tahap. Pertama-tama air disaring menggunakan Saringan Pasir Cepat. Air hasil penyaringan tersebut dan kemudian hasilnya disaring kembali menggunakan Saringan Pasir Lambat. Dengan dua kali penyaringan tersebut diharapkan kualitas air bersih yang dihasilkan tersebut dapat lebih baik. Untuk mengantisipasi debit air hasil penyaringan yang keluar dari Saringan Pasir Cepat, dapat digunakan beberapa / multi Saringan Pasir Lambat.

Saringan dengan Arang

Saringan arang dapat dikatakan sebagai saringan pasir arang dengan tambahan satu buah lapisan arang. Lapisan arang ini sangat efektif dalam menghilangkan bau dan rasa yang ada pada air baku. Arang yang digunakan dapat berupa arang kayu atau arang batok kelapa. Untuk hasil yang lebih baik dapat digunakan arang aktif.

Saringan air sederhana cara tradisional

Saringan air sederhana atau cara tradisional merupakan modifikasi dari saringan pasir arang dan saringan pasir lambat. Pada saringan tradisional ini selain menggunakan pasir, kerikil, batu dan arang juga ditambah satu buah lapisan injuk / ijuk yang berasal dari sabut kelapa. Untuk bahasan lebih jauh dapat dilihat pada artikel saringan air sederhana.

Saringan dengan Keramik

Saringan keramik dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama sehingga dapat dipersiapkan dan digunakan untuk keadaan darurat. Air bersih didapatkan dengan jalan penyaringan melalui elemen filter keramik. Beberapa filter kramik menggunakan campuran perak yang berfungsi sebagai disinfektan dan membunuh bakteri. Ketika proses penyaringan, kotoran yang ada dalam air baku akan tertahan dan lama kelamaan akan menumpuk dan menyumbat permukaan filter. Sehingga untuk mencegah penyumbatan yang terlalu sering maka air baku yang dimasukkan jangan terlalu keruh atau kotor. Untuk perawatan saringn keramik ini dapat dilakukan dengan cara menyikat filter keramik tersebut pada air yang mengalir.

Saringan Cadas / Jempeng / Lumpang Batu

Saringan cadas atau jempeng ini mirip dengan saringan keramik. Air disaring dengan menggunakan pori-pori dari batu cadas. Saringan ini umum digunakan oleh masyarakat desa Kerobokan, Bali. Saringan tersebut digunakan untuk menyaring air yang berasal dari sumur gali ataupun dari saluran irigasi sawah.
Seperti halnya saringan keramik, kecepatan air hasil saringan dari jempeng relatif rendah bila dibandingkan dengan Saringan pasir lambat, terlebih lagi dengan saringan pasir cepat. 

Saringan dengan Tanah Liat

Kendi atau belanga yang terbuat dari tanah liat yang telah dibakar terlebih dahulu dibentuk khusus pada bagian bawahnya agar air bersih dapat keluar dari pori-pori pada bagian dasarnya. Lihat saringan keramik.

Demikian beberapa cara sederhana untuk mendapatkan Air bersih melalui penyaringan Air.

Baca Seterusnya »»  

Makam Kyai Walik

Kota Wonosobo berdiri konon berkat jasa tiga tokoh berpengaruh kala itu. Kiai Kolodete, Kiai Karim dan Kiai Walik. Ketiganya merintis kawasan yang semula hutan belantara menjadi pemukiman. Bersama sanak keluarga mereka bahu-membahu membabat hutan, mengubah menjadi ladang pertanian. Masing-masing memiliki peran yang berlainan. Kiai Walik sebagai perancang kota, Kiai Karim peletak dasar-dasar pemerintahan. Sedangkan Kiai Kolodete membuka wilayah di kawasan Dieng.

Kiai Walik dianggap paling dekat di hati rakyat. Figur pemimpin yang merakyat, disukai sekaligus disegani pada zamannya. Namun ketiga tokoh itu menjalin hubungan yang erat. Kiai Walik tinggal di kawasan Wonosobo. Konon, sebelum meninggal dunia pada hari Kamis, Kiai Walik mengatakan bahwa di tempat ditumbuhi pohon bambu kelak akan menjadi tempat luas. Menggambarkan kewibawaan negara, juga menggambarkan perbuataan buruk manusia. Ternyata ramalan tersebut ada benarnya. Kini di tempat yang ditunjuk Kiai Walik berdiri masjid, alun-alun dan lembaga pemasyarakatan.

Diyakini masyarakat, makam tokoh terkenal itu berada di belakang Masjid Al Manshur Kauman. Sebelumnya tidak diketahui bila di belakang masjid terdapat makam Kiai Walik.

“Dulu hanya dipercaya sebagai pekaringan atau tempat berjemur para wali. Kemudian KH Chabib Lutfi mengatakan kalau pekaringan itu adalah makam Kiai Walik. Itu dikatakan tanggal 27 Juli 1996 lalu,”ujar iImam Masjid Al Manshur KH Haidar Idris.


Banyak versi berkembang di masyarakat soal makam Kiai Walik. Ada yang mengatakan makam Kiai Walik berada di dalam penjara kompleks lembaga pemasyarakatan.

Karena dulu meninggal sewaktu ditahan kolonial Belanda. Ditambahkan KH Chabib, banyak versi mengenai keberadaan Kiai Walik ini.

“Pernah ada orang dari Kasunanan Surakarta datang ke masjid ini untuk salat. Dia cerita kalau mencari makam Kiai Wonosobo. Diceritakan kalau di belakang masjid ada makam kuno. Dia lalu berziarah. Katanya, yang dimakamkan tersebut adalah Kiai Wonosobo yang dicarinya itu,”tambahnya.

KH Haidar pernah bertanya pada beberapa alim ulama nama sebenarnya dari Kiai Walik itu. Dikatakan seorang ulama tafsir Surabaya Kiai Walik bernama Abdul Kholiq. Sedangkan menurut KH Chabib Lutfi bernama Ustman bin Yahya. Ada juga yang mengatakan Abdul Khaqam. Kiai Walik asli Yaman, datang pertama kali ke Indonesia di Kudus di rumah Sunan Kudus. Setelah 4 tahun di Kota Kretek, ia diajak Sunan Kalijaga berdakwah. Sunan Kalijaga ke Jawa Tengah selatan, sampai di Mataram. Sedangkan Kiai Walik ke Wonosobo. Di situ ia mendirikan masjid yang letaknya di sebelah selatan barat kota. Kini masjid tersebut sudah tidak ditemukan lagi. Para peziarah dulu, tambahnya, banyak yang datang sambil membawa makanan dan membakar kemenyan. Mereka meminta agar ziarah yang dilakukan itu membawa berkah.

Peziarah membaca yasinan dilanjutkan berdoa. Selain dari Wonosobo, para peziarah datang dari luar kota. Mereka meyakini berdoa di makam tersebut akan mendatangkan berkah.

Setelah mengikuti pengajian tiap hari Sabtu di Masjid Al Manshur, masyarakat berziarah ke makam Kiai Walik. Di masjid yang konon tertua di Wonosobo itu memiliki tradisi pengajian tiap hari Sabtu, disebut setonan.

Jamaahnya setiap waktu terus bertambah. Masjid Al Manshur selalu penuh sesak. Dalam satu kesempatan pengajian jamaahnya minimal 1500 orang. Selain itu, Masjid Al Manshur juga menjadi pathokan waktu salat. Banyak orang datang untuk mencocokkan jam. Terdapat bencet atau jam matahari yang menjadi pathokan waktu salat.

Masjid Al Manshur terdiri dari dua ruang besar. Memasuki masjid tampak bangunan kuno dengan tiang-tiang kayu tinggi yang dihiasai ukir-ukiran. Tidak ada kesan mewah, namun memasuki ruangan masjid, terasa adem, sejuk dan nyaman. Di sebelah kanan bangunan utama masjid, berderet ruang-ruang kelas sekolah dan pondok pesantren.

Di halamannya yang luas dibangun lapangan basket. Banyak orang mengakui masuk ke masjid akan terasa dingin, dan tenang.

Baca Seterusnya »»  

Petilasan Empu Supo

Mitos bambu rengkol tak bisa dipisahkan dari Mpu Supa. Konon, ia seorang empu yang sangat piawai membuat keris. Mpu ini dikenal juga dengan nama Raden Kosim. Diceritakan Iswandi, tempat tumbuhnya bambu rengkol merupakan tempat kerja Mpu Supa membuat keris. Ia memiliki 2 keris yang sangat terkenal, namanya Nogososro Sabuk Inten dan Dapur Sengkalit. Pada saat membuat keris, cahayanya menyorot jauh tinggi ke langit. Sampai-sampai Bupati Blambangan melihat cahaya itu. Dia mengetahui ada seorang mpu sakti yang tengah membuat keris.

Lalu mengirimkan mata-mata bernama Pakis Cluring untuk menyelidiki Mpu Supa. Sekaligus mencuri keris yang sakti mandraguna itu. Dengan mengikuti sorotan cahaya di langit, Pakis Cluring berhasil sampai di Desa Sedayu. Lalu mencuri keris itu dibawa ke Blambangan.

“Mpu Supa yang merasa kehilangan keris, lalu bertekad mencarinya. Ia menyamar sebagai pengemis. Sampailah ia di Blambangan yang waktu itu ada sayembara membuat kembaran keris Dapur Sengkalit,”kisahnya.

Bupati Blambangan membuka sayembara, barangsiapa mampu membuat kembaran keris Dapur Sengkalit akan mendapatkan bumi separuh semangka. Dan dinikahkan

dengan salah satu putrinya. Mendengar sayembara itu, Mpu Supa bergegas ikut. Meskipun banyak orang meremehkan karena penampilannya seperti pengemis.

Dia diberi kesempatan membuat keris dalam waktu yang dibatasi. Apabila tidak berhasil, kepalanya bakal dipenggal. Mpu Supa lantas dibawa ke kamar, diberi bahan besi dan keris Dapur Sengkalit diserahkan sebagai contoh. Dengan kesaktiannya besi bahan keris dipotong dua. Lalu dalam potongan besi menjadi keris kembar. Sementara keris Dapur Sengkalit yang asli dimasukkan di bawah kulit lengannya.

Keris diserahkan pada Bupati Blambangan. Sesuai janjinya, Bupati Blambangan memberikan tanah dan menikahkannya dengan salah seorang putrinya. Setelah anak lelakinya lahir, diberi nama Supandriya, Mpu Supa kembali ke Wonosobo.

Kini, petilasan Mpu Supa di Desa Sedayu kerap dikunjungi orang. Letaknya tak begitu jauh dengan bambu rengkol. Hanya sekitar 200 meter. Di petilasan tersebut terdapat semacam cungkup atau kijing dengan nisan batu kuna. Berada di bawah pohon beringin besar yang sangat tua.

“Cabang beringin pernah patah menimpa bangunan rumah petilasan. Tapi cungkupnya tidak rusak sama sekali. Hanya genteng dan tembok yang runtuh,”aku Iswandi.

Seperti halnya di bambu rengkol, pengunjung dilarang untuk meminta kekayaan dan nomor buntut. Yang diperbolehkan, permintaan kepintaran, jabatan, pangkat, maupun ilmu. Itupun permohonannya disampaikan pada Tuhan. Dilarang keras meminta pada petilasan maupun bambu rengkol.

Letak dusun ini tak begitu jauh dari Kota Wonosobo. Hanya saja akses jalan masuk ke desa masih berbatu-batu. Warganya kebanyakan petani dan pedagang ternak. Entah karena pengaruh petilasan Mpu Supa atau bukan, menurut Iswandi, masyarakat dusun setempat selalu adem ayem. Tidak pernah terjadi perkelahian, maupun keonaran.

“Sedayu itu berasal dari sida ayem, atau menjadi damai. Sehingga sampai sekarang pun dusun tetap tentram. Tidak pernah terjadi peristiwa yang menghebohkan,”tandasnya.

Bagi peziarah yang datang, setelah mengunjungi petilasan disarankan segera pulang. Tidak perlu singgah di tempat-tempat lain. Dari hari ke hari, pengunjung bertambah banyak. Untuk itu pemerintah kabupaten berencana memperbaiki bangunan petilasan dengan baik. Sehingga cukup memadai apabila digunakan untuk berdoa.


Baca Seterusnya »»  

Petilasan Ardi Lawet

Petilasan Syech Jambukarang, di Desa Penusupan, Kecamatan Rembang, juga layak menjadi tempat wisata ziarah. Petilasan Ardilawet ini dikeramatkan oleh warga Purbalingga. Tak heran, masyarakat banyak yang mengunjungi untuk menyepi dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Mitos yang berkembang di masyarakat, berdoa di tempat ini akan cepat dikabulkan. Sejumlah masyarakat dari dalam dan luar kota Purbalingga Banyak yang berkunjung dan berdoa untuk berbagai aplikasi di perbukitan Ardilawet ini.

Untuk mencapai lokasi petilasan Ardi Lawet tidaklah sulit. Meski lokasinya jauh di pelosok desa, namun prasarana jalan menuju tempat itu sudah lumayan halus. Jika harus menggunakan kendaraan umum, lokasi ini berjarak sekitar 20 kilometer dari Kota Purbalingga. Jika menumpang mikrobus jurusan Bobotsari-Rembang, hanya membutuhkan waktu ekitar 30-45 menit. Sesampai di Monumen Panglima Besar Jenderal Soedirman, download dan naiklah pick up ke Desa Penusupan dengan jarak tempuh sekitar 4 kilometer. Sesampai di Desa Penusupan, pengunjung harus berjalan kaki menempuh jalan setapak kurang lebih 3 kilometer untuk sampai di Gerbang petilasan Ardilawet.

Konon petilasan Ardi Lawet merupakan makam Syech Jambukarang. Syech Jambukarang ini merupakan putra dari Prabu Brawijaya Mahesa Trademan, Raja Pajajaran. Saat kecil ia bernama Adipati Mendang (R Mundingwangi). Sebenarnya, ia berhak menduduki tahta kerajaan menggantikan orang tuanya. Namun, Jambukarang lebih memilih menjadi pendeta. Tahta kerajaan diberikan kepada adiknya, R Mundingsari yang dinobatkan pada tahun 1190.

Saat bertapa di Jambu Dipa atau Gunung Karang, Banten, ia melihat ada tiga cahaya dari arah timur yang menjulang ke angkasa. Melihat hal itu, Jambukarang bersama para pengikutnya menuju cahaya terebut sampai sampailah di perbukitan Ardilawet itu dan mendirikan pertapaan disana.

Secara bersamaan, Syech Atas Angin dari Negara Arab dan telah berkelana menyebarkan Islam di purbalingga juga melihat adanya cahaya yang sama dari arah timur. Cahaya itu terlihat jelas sesaat setelah ia melaksanakan sholat Shubuh. singkat cerita Syeh Atas Angin juga menuju ke perbukitan Ardilawet. Disana, ia bertemu dengan Jambukarang yang edang bertapa. Uluk salam disampaikan oleh Syech Atas Angin kepada Jambukarang. Namun, Jambukarang tak menyahutnya.

Tak lama kemudian, Jambukarang terlibat perdebatan dengan Syech Atas Angin. Mereka juga terlibat adu kesaktian. Namun, Syech Atas Angin memiliki kesaktian yang lebih tinggi sehingga Jambukarang tunduk dan memeluk Islam. Saat itu, Jambukarang mencukur rambut dan kukunya dan dikuburkan di Ardilawet itu.

Selain mengangkat Syech Atas Angin menjadi gurunya, Pangeran Wali Syech Jambukarang juga menikahkan putrinya yang bernama Rubiah Bekti menjadi istri Syech Atas Angin. Setelah memeluk Islam, Syech Jambukarang aktif menyebarluaskan ajaran Islam di wilayah Purbalingga.

Perkawinan antara Syech Atas Angin dan Rubiah Bekti menurunkan lima orang anak masing-masing Machdum Kusen, Machdum Medem, Machdum Umar, Nyi Rubiah Raja dan Nyi Rubiyah Sekar. Putra perttama, Machdum khusen menurunkan tiga ptra yaitu Machdum Jamil, lebe Tuleng dan lebe Shultoni.

Machdum Jamil ini menurunkan empat putra yaitu Machdum Tores, lebe Kudra, lebe Majapan dan Pangeran Wali prakosa. Pangeran Wali prakosa inilah yang ikut serta mendirikan tiang Masjid Demak bersama Walisongo. Setelah wafat, Wali prakosa ini dimakamkan di Desa Pekiringan Kecamatan Karangmoncol. (Banyumasnews.com / Prayitno)

Petilasan atau Makam Syeh Jambu Karang atau Jambukarang lebih dikenal masyarakat jawa sebagai Ardi Lawet atau Ardilawet. Terletak di puncak gunung Lawet yang masuk kedalam Provinsi Pemerintah Desa Panusupan Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga Propinsi Jawa Tengah, dengan ketinggian kurang lebih 3000 dpl. Disebutkan oleh berbagai kitab merupakan wilayah Perdikan Cahyana.

Menurut kitab Babad Tanah Jawa, Syeh Jambu Karang adalah salah satu tokoh yang turut menyebarkan ajaran Agama Islam di Pulau Jawa. Bahkan jauh sebelum Wali Songo melakukan Syiar Agama Islam. Sebagai salah satu Tokoh Islam di pulau jawa, maka banyak cerita yang bervariasi di dalam masyarakat sekitar, dari silsilah sampai dengan berbagai kesaktian yang dimiliki, bahkan sampai betapa mustajabnya doa yang dipanjatkan disana.

Perdikan Cahyana atau bumi cahyana menurut Tijdschrift voor het Binnenland Bestuur (deel I) tulisan CJ Hasselman (1887) adalah bumi perdikaning Allah, bukan perdikaning ratu, sesuai dengan 3 Piagam yang disebutkan disana, yaitu: Piagam Sultan (1403 AJ), Sultan Pajang ( 1503 AJ), dan Ki Gede Mataram. Ketiga piagam tersebut menyetujui dan melestarikan perdikaning Allah tersebut kepada Mahdum Wali prakosa (Ind: Perkasa). Dalam tradisi Cahyana, Pangeran Mahdum Wali prakosa berjasa dalam membangun Masjid Agung Demak.

Silsilah atau asal usul menurut manuskrip Cariyosing Redi Munggul, Pangeran Jambu Karang berasal dari Pajajaran, putra Prabu Brawijaya Mahesa Tandreman. Pangeran Jambu Karang ditonjolkan sebagai Raja Sunda yang masih kafir. Kemudian diislamkan oleh Pangeran Atas Angin setelah melalui perang kesaktian yang dimenangkan oleh Pangeran Atas Angin. Kemudian Pangeran Atas Angin menikah dengan putri Pangeran Jambu Karang yang bernama Rubiyah Bekti. Perkawinan mereka melahirkan lima orang anak, yaitu (1) Pangeran Mahdum Kusen (Kayu Puring) yang dimakamkan di Rajawana, (2) Mahdum Madem (makamnya di Cirebon), (3) Pangeram Mahdum Omar (makamnya di Pulau Karimun, Jepara), ( 4) Nyai Rubiyah Raja (makamnya di Ragasela, Pekalongan), dan nyai Rubiah Sekar (makamnya di Jambangan Banjarnegara).

Hubungannya wali prakosa dengan Syeh Jambu Karang. Pangeran Mahdum Kusen berputra Pangeran Mahdum Jamil. Pangeran Mahdum Jamil memiliki dua orang anak, yaitu (1) Pangeran Mahdum Tores (makmnya di Bogares, tegal) dan (2) Pangeran Wali prakosa (makamnya di desa Pekiringan, karangmoncol, purbalingga). Pangeran wali prakosa inilah yang disebut dalam Piagam Sultan demak yang berasal dari tahun Jawa 1503 sehingga ia merupakan tokoh sejarah, sedangkan Pangeran Jambu Karang, Pangeran Atas Angin, Pangeran Mahdum Kusen, dan Pangeran Mahdum Jamil adalah tokoh-tokoh legendaris dari Perdikan Cahyana.


Baca Seterusnya »»  

Telekinesis

Telekinesis adalah istilah untuk menunjuk kemampuan manusia menggerakan benda di sekitarnya tanpa harus menyentuhnya melainkan hanya dengan menggunakan kekuatan pikiran. Secara ilmiah, telekinesis belum dapat dibuktikan dan masih terus diperdebatkan keberadaaanya.

Selain telekinesis, kemampuan kinesis antara lain adalah:
  • Pyrokinesis: kemampuan mengendalikan api.
  • Hydrokinesis : kemampuan mengendalikan air (membuat panas atau dingin air)
  • Healing : kemampuan penyembuh.
  • Levitation: kemapuan melayang di udara.
  • Telepathy: kemampuan membaca pikiran dan komunikasi batin.
  • Dowsing: kemampuan mencari air di dalam tanah dengan pendulum atau tongkat.
  • Chronokinesis: kemampuan memanipulasi waktu, bukan dalam artian pergi ke masa lalu ataupun ke masa depan melainkan mempengaruhi waktu disekitar kita sehingga dapat berjalan lebih cepat ataupun lambat.
Telekinesis telah menjadi perdebatan selama lebih dari 5 dekade sejak sebelum Perang Dunia II. Bahkan ada rumor bahwa pasca Perang Dunia II, CIA melatih orang-orang berkemampuan kinesis untuk kepentingan perang dingin. Dalam perdebatan telekinesis terdapat dua kubu: pro dan kontra. Beberapa peneliti menyatakan bahwa pada saat ini manusia normal hanya menggunakan sekitar 10% dari potensi otaknya, pengembangan potensi otak lebih lanjut sangat memungkinkan kita untuk menguasai kemampuan telekinesis. Menurut fisika kuantum, semua hal yang terdapat di semesta ini adalah energi.

Manusia sebenarnya medan energi, begitu pula dengan benda-benda disekitarnya. Oleh karena itu sangat mungkin bahwa satu medan energi dapat mempengaruhi medan energi yang lain. Kekuatan pikiran dipercaya menciptakan medan energi yang memungkinkan menyebabkan benda di sekitarnya bergerak, hal ini sering juga dikenal sebagai poltergeist.

Sementara itu peneliti lainnya menyatakan bahwa telekinesis hanyalah mitos belaka, meskipun mereka tidak dapat menjelaskan fenomena yang terjadi pada Nina Kulagina, orang Rusia yang dikenal memiliki kemampuan telekinesis yang luar biasa. Dari hasil penelitian terhadapnya diketahui bahwa saat melalukan telekinesi terjadi peningkatan tekanan darah dan detak jantung yang signifikan, setelah melalukan telekinesis bobot tubuh juga berkurang antara 1-8 kilogram. Hal ini karena seluruh energi dipusatkan ke otak sehingga pada kenyataannya telekinesis sangat menyita energi dalam tubuh. Penelitian ini mengungkap bahwa jikalau manusia mampu melakukan telekinesis sebenarnya otak manusia belum berevolusi secara sempurna untuk mencapai tahapan tersebut, oleh karena itulah organ seperti tangan dan kaki berkembang secara sempurna agar kita dapat menggerakan dan memegang benda-benda di sekitar kita.

Beberapa orang berpendapat bahwa telekinesis adalah kemapuan alami, oleh karena itu sangat mungkin untuk dipelajari dengan latihan konsentrasi pikiran. Seandainya pun kita bisa menguasai telekinesis, akan dibutuhkan waktu yang lama untuk dapat menggunakannya dan akan mengkonsumsi banyak energi dalam tubuh, dengan kata lain kurang praktis untuk diaplikasikan. Belajar keahlian seperti pengoperasian software komputer, saat ini dinilai lebih logis dan bermanfaat untuk bertahan hidup daripada memecahkan gelas dan membengkokan sendok dengan kekuatan pikiran.

Baca Seterusnya »»  

Mitos Mistik

Berikut ini akan saya paparkan tentang beberapa Mitos Mistik yang masih berkembang pada sebagian masyarakat, diantaranya adalah :

Bayi berumur dibawah satu tahun, suka dijadikan mainan oleh kuntilanak disekitar rumah.Apabila tempat tinggal agak sepi dan dikelilingi oleh pohon besar yang rimbun .Kuntilanak itu akan tertawa terpingkal-pingkal bila melihat bayi yang dicandainya menangis ketakutan. Agar bayi-bayi terhindar dari kuntilanak, siapkan bangle, ikatkan kebaju bayi.

Didaerah Inderlayu, Ogan Komering Ilir, Sumatera selatan ada suatu cabang ilmu mistik yang bernama ingon boye. Ilmu ini adalah ilmu untuk mencari dan menyelamatkan manusia korban buaya rawa yang masih banyak menghuni daerah ini. Selain mantra - mantera, ilmu ini juga menuntut pelakunya melakukan topo boye, merendam diri selama tujuhari tujuh malam dira lebong karawang, tempat dimana dimana buaya itu berkembang.

Banaspati adalah Jenis hantu yang menyukai darah kotor. Beberapa kasus menunjukan penemuan sosok banaspati yang tengah menjilat pembalut wanita yang penuh dengan darah. Wanita yang darahnya dimakan Banaspati akan mengalami kesurupan berkepanjangan.

Bila seseorang menabrak kucing sampai mati, kemudian ditinggalkandan membiarkannya begitu saja tergeletak dijalanan, cepat atau lambat akan terkena musibah.

Konon bila ada ayam jantan berkokok saat maghrib, maka itu pertanda disekitar tempat tinggal anda akan ada anak gadis hamil diluar nikah. Bila ayam berkokok pada malam hari. Pertanda ada serangan gaib berupa guna - guna ( santet atau santau ) yang tengah mengancam keluarga anda atau tetangga anda.

Ulekan yang biasa dipakai untuk menggiling cabai untuk membuat sambal, bisa dijadikan saranu ritual mencegah selingkuh. Caranya, Ulekan digabung dengan celana  dalam suami dan dimasukan kedalam baskom berisi separoh  air. Sebut nama suami   tujuh kali dan minta pada penguasa langit dan bumi akan membuat tidur alat vital bila melakukan hubungan pada wanita lain.

Bunga teratai akan selalu tumbuh diair yang tenang , misalnya kolam. Bunga teratai adalah bunga yang memperlambangkan kehidupan abadi. Namun, teratai juga dapat memberi pengaruh buruk. Konon, wanita hamil tidak diperbolehkan mendekati teratai yang tengah mekar karena dipercaya dapat menyebabkan gangguan janin.

Wallahualam bissawab dan Allah Yang Maha tahu sesungguhnya. Hanya kepada Allah SWT kita menyembah dan menyerahkan segala sesuatunya kepada Allah SWT.


Baca Seterusnya »»  

Budidaya Ikan Patin

Ikan patin merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan panjang berwarna putih perak dengan punggung berwarna kebiru-biruan. Ikan patin dikenal sebagai komoditi yang berprospek cerah, karena memiliki harga jual yang tinggi. Hal inilah yang menyebabkan ikan patin mendapat perhatian dan diminati oleh para pengusaha untuk membudidayakannya. Ikan ini cukup responsif terhadap pemberian makanan tambahan. Pada pembudidayaan, dalam usia enam bulan ikan patin bisa mencapai panjang 35-40 cm. Sebagai keluarga Pangasidae, ikan ini tidak membutuhkan perairan yang mengalir untuk “membongsorkan“ tubuhnya. Pada perairan yang tidak mengalir dengan kandungan oksigen rendahpun sudah memenuhi syarat untuk membesarkan ikan ini. Ikan patin berbadan panjang untuk ukuran ikan tawar lokal, warna putih seperti perak, punggung berwarna kebiru-biruan. Kepala ikan patin relatif kecil, mulut terletak di ujung kepala agak di sebelah bawah (merupakan ciri khas golongan catfish). Pada sudut mulutnya terdapat dua pasang kumis pendek yang berfungsi sebagai peraba. Penangkaran ikan patin banyak terdapat di Lampung, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Kalimantan.

Klasifikasi ikan patin adalah sebagai berikut :
Ordo : Ostarioplaysi.
Subordo : Siluriodea.
Famili : Pangasidae.
Genus : Pangasius.
Spesies : Pangasius pangasius Ham. Buch.

Kerabat patin di Indonesia terdapat cukup banyak, diantaranya :
  • Pangasius polyuranodo (ikan juaro)
  • Pangasius macronema
  • Pangasius micronemus
  • Pangasius nasutus
  • Pangasius nieuwenhuisii
Manfaat :
  • Sebagai sumber penyediaan protein hewani.
  • Sebagai ikan hias.
Persyaratan Lokasi
  • Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
  • Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
  • Apabila pembesaran patin dilakukan dengan jala apung yang dipasang disungai maka lokasi yang tepat yaitu sungai yang berarus lambat.
  • Kualitas air untuk pemeliharaan ikan patin harus bersih, tidak terlalu keruhdan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. Kualitas air harus diperhatikan, untuk menghindari timbulnya jamur, maka perlu ditambahkan larutan penghambat pertumbuhan jamur (Emolin atau Blitzich dengan dosis 0,05 cc/liter).
  • Suhu air yang baik pada saat penetasan telur menjadi larva di akuarium adalah antara 26–28 derajat C. Pada daerah-daerah yang suhu airnya relatif rendah diperlukan heater (pemanas) untuk mencapai suhu optimal yang relatif stabil.
  • Keasaman air berkisar antara: 6,5–7.
Pedoman Teknis Budidaya.
Budidaya ikan patin meliputi beberapa kegiatan, secara garis besar dibagi menjadi 2 kegiatan yaitu pembenihan dan pembesaran. Kedua jenis kegiatan ini umumnya belum populer dilakukan oleh masyarakat, karena umumnya masih mengandalkan kegiatan penangkapan di alam (sungai, situ, waduk, dan lain-lain) untuk memenuhi kebutuhan akan ikan patin. Kegiatan pembenihan merupakan upaya untuk menghasilkan benih pada ukuran tertentu. Produk akhirnya berupa benih berukuran tertentu, yang umumnya adalah benih selepas masa pendederan. Benih ikan patin dapat diperoleh dari hasil tangkapan di perairan umum. Biasanya menjelang musim kemarau pada pagi hari dengan menggunakan alat tangkap jala atau jaring. Benih dapat juga dibeli dari Balai Pemeliharaan Air Tawar di Jawa Barat. Benih dikumpulkan dalam suatu wadah, dan dirawat dengan hati-hati selama 2 minggu. Jika air dalam penampungan sudah kotor, harus segera diganti dengan air bersih, dan usahakan terhindar dari sengatan matahari. Sebelum benih ditebar, dipelihara dulu dalam jaring selama 1 bulan, selanjutnya dipindahkan ke dalam hampang yang sudah disiapkan. Secara garis besar usaha pembenihan ikan patin meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
  • Pemilihan calon induk siap pijah.
  • Persiapan hormon perangsang/kelenjar hipofise dari ikan donor,yaitu ikan mas.
  • Kawin suntik (induce breeding).
  • Pengurutan (striping).
  • Penetasan telur.
  • Perawatan larva.
  • Pendederan.
  • Pemanenan.
Pada usaha budidaya yang semakin berkembang, tempat pembenihan dan pembesaran sering kali dipisahkan dengan jarak yang agak jauh. Pemindahan benih dari tempat pembenihan ke tempat pembesaran memerlukan penanganan khusus agar benih selamat. Keberhasilan transportasi benih ikan biasanya sangat erat kaitannya dengan kondisi fisik maupun kimia air, terutama menyangkut oksigen terlarut, NH3, CO2 , pH, dan suhu air.

Penyiapan Sarana dan Peralatan
Lokasi kolam dicari yang dekat dengan sumber air dan bebas banjir. Kolam dibangun di lahan yang landai dengan kemiringan 2–5% sehingga memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.

1. Kolam pemeliharaan induk
Luas kolam tergantung jumlah induk dan intensitas pengelolaannya. Sebagai contoh untuk 100 kg induk memerlukan kolam seluas 500 meter persegi bila hanya mengandalkan pakan alami dan dedak. Sedangkan bila diberi pakan pelet, maka untuk 100 kg induk memerlukan luas 150-200 meter persegi saja. Bentuk kolam sebaiknya persegi panjang dengan dinding bisa ditembok atau kolam tanah dengan dilapisi anyaman bambu bagian dalamnya. Pintu pemasukan air bisa dengan paralon dan dipasang sarinya, sedangkan untuk pengeluaran air sebaiknya berbentuk monik.

2. Kolam pemijahan
Tempat pemijahan dapat berupa kolam tanah atau bak tembok. Ukuran/luas kolam pemijahan tergantung jumlah induk yang dipijahkan dengan bentuk kolam empat persegi panjang. Sebagai patokan bahwa untuk 1 ekor induk dengan berat 3 kg memerlukan luas kolam sekitar 18 m 2 dengan 18 buah ijuk/kakaban. Dasar kolam dibuat miring kearah pembuangan, untuk menjamin agar dasar kolam dapat dikeringkan. Pintu pemasukan bisa dengan pralon dan pengeluarannya bisa juga memakai pralon (kalau ukuran kolam kecil) atau pintu monik. Bentuk kolam penetasan pada dasarnya sama dengan kolam pemijahan dan seringkali juga untuk penetasan menggunakan kolam pemijahan. Pada kolam penetasan diusahakan agar air yang masuk dapat menyebar ke daerah yang ada telurnya.

3. Kolam pendederan
Bentuk kolam pendederan yang baik adalah segi empat. Untuk kegiatan pendederan ini biasanya ada beberapa kolam yaitu pendederan pertama dengan luas 25-500 m 2 dan pendederan lanjutan 500-1000 m 2 per petak. Pemasukan air bisa dengan pralon dan pengeluaran/ pembuangan dengan pintu berbentuk monik. Dasar kolam dibuatkan kemalir (saluran dasar) dan di dekat pintu pengeluaran dibuat kubangan. Fungsi kemalir adalah tempat berkumpulnya benih saat panen dan kubangan untuk memudahkan penangkapan benih. dasar kolam dibuat miring ke arah pembuangan. Petak tambahan air yang mempunyai kekeruhan tinggi (air sungai) maka perlu dibuat bak pengendapan dan bak penyaringan. 

Pembibitan

1. Menyiapkan Bibit
Bibit yang hendak dipijahkan bisa berasal dari hasil pemeliharaan dikolam sejak kecil atau hasil tangkapan dialam ketika musim pemijahan tiba. Induk yang ideal adalah dari kawanan patin dewasa hasil pembesaran dikolam sehingga dapat dipilihkan induk yang benar-benar berkualitas baik.

2. Perlakuan dan Perawatan Bibit
Induk patin yang hendak dipijahkan sebaiknya dipelihara dulu secara khusus di dalam sangkar terapung. Selama pemeliharaan, induk ikan diberi makanan khusus yang banyak mengandung protein. Upaya untuk memperoleh induk matang telur yang pernah dilakukan oleh Sub Balai Penelitian Perikanan Air Tawar Palembang adalah dengan memberikan makanan berbentuk gumpalan (pasta) dari bahan-bahan pembuat makanan ayam dengan komposisi tepung ikan 35%, dedak halus 30%, menir beras 25%, tepung kedelai 10%, serta vitamin dan mineral 0,5%. Makanan diberikan lima hari dalam seminggu sebanyak 5% setiap hari dengan pembagian pagi hari 2,5% dan sore hari 2,5%. Selain itu, diberikan juga rucah dua kali seminggu sebanyak 10% bobot ikan induk. Langkah ini dilakukan untuk mempercepat kematangan gonad. Ciri-ciri induk patin yang sudah matang gonad dan siap dipijahkan adalah sebagai berikut :

Induk betina
  • Umur tiga tahun.
  • Ukuran 1,5–2 kg.
  • Perut membesar ke arah anus.
  • Perut terasa empuk dan halus bila di raba.
  • Kloaka membengkak dan berwarna merah tua.
  • Kulit pada bagian perut lembek dan tipis.
  • Kalau di sekitar kloaka ditekan akan keluar beberapa butir telur yang bentuknya bundar dan besarnya seragam.
Induk jantan
  • Umur dua tahun.
  • Ukuran 1,5–2 kg.
  • Kulit perut lembek dan tipis.
  • Bila diurut akankeluar cairan sperma berwarna putih.
  • Kelamin membengkak dan berwarna merah tua.
Benih ikan patin yang berumur 1 hari dipindahkan ke dalam akuarium berukuran 80 cm x 45 cm x 45 cm. Setiap akuarium diisi dengan air sumur bor yang telah diaerasi. Kepadatan penebaran ikan adalah 500 ekor per akuarium. Aerator ditempatkan pada setiap akuarium agar keperluan oksigen untuk benih dapat tercukupi. Untuk menjaga kestabilan suhu ruangan dan suhu air digunakan heater atau dapat menggunakan kompor untuk menghemat dana. Benih umur sehari belum perlu diberi makan tambahan dari luar karena masih mempunyai cadangan makanan berupa yolk sac atau kuning telur. Pada hari ketiga, benih ikan diberi makanan tambahan berupa emulsi kuning telur ayam yang direbus. Selanjutnya berangsur-angsur diganti dengan makanan hidup berupa Moina cyprinacea atau yang biasa dikenal dengan kutu air dan jentik nyamuk. Pembesaran ikan patin dapat dilakukan di kolam, di jala apung, melalui sistem pen dan dalam karamba.
  • Pembesaran ikan patin di kolam dapat dilakukan melalui sistem monokultur maupun polikultur.
  • Pada pembesaran ikan patin di jala apung, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah: lokasi pemeliharaan, bagaimana cara menggunakan jala apung, bagaimana kondisi perairan dan kualitas airnya serta proses pembesarannya.
  • Pada pembesaran ikan patin sistem pen, perlu diperhatikan: pemilihan lokasi, kualitas air, bagaimana penerapan sistem tersebut, penebaran benih, dan pemberian pakan serta pengontrolan dan pemanenannya.
  • Pada pembesaran ikan patin di karamba, perlu diperhatikan masalah: pemilihan lokasi, penebaran benih, pemberian pakan tambahan, pengontrolan dan pemanenan. Hampang dapat terbuat dari jaring, karet, bambu atau ram kawat yang dilengkapi dengan tiang atau tunggak yang ditancapkan ke dasar perairan. Lokasi yang cocok untuk pemasangan hampang : kedalaman air ± 0,5-3 m dengan fluktuasi kedalaman tidak lebih dari 50 cm, arus tidak terlalu deras, tetapi cukup untuk sirkulasi air dalam hampang. Perairan tidak tercemar dan dasarnya sedikit berlumpur. Terhindar dari gelombang dan angin yang kencang serta terhindar dari hama, penyakit dan predator (pemangsa). Pada perairan yang dasarnya berbatu, harus digunakan pemberat untuk membantu mengencangkan jaring. Jarak antara tiang bambu/kayu sekitar 0,5-1 m.
Pemeliharaan Pembesaran

1. Pemupukan
Pemupukan kolam bertujuan untuk meningkatkan dan produktivitas kolam, yaitu dengan cara merangsang pertumbuhan makanan alami sebanyak-banyaknya. Pupuk yang biasa digunakan adalah pupuk kandang atau pupuk hijau dengan dosis 50–700 gram/m 2

2. Pemberian Pakan
Pemberian makan dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore). Jumlah makanan yang diberikan per hari sebanyak 3-5% dari jumlah berat badan ikan peliharaan. Jumlah makanan selalu berubah setiap bulan, sesuai dengan kenaikan berat badan ikan dalam hampang. Hal ini dapat diketahui dengan cara menimbangnya 5-10 ekor ikan contoh yang diambil dari ikan yang dipelihara (smpel).

3. Pemeliharaan Kolam dan Tambak
Selama pemeliharaan, ikan dapat diberi makanan tambahan berupa pellet setiap hari dan dapat pula diberikan ikan-ikan kecil/sisa (ikan rucah) ataupun sisa dapur yang diberikan 3-4 hari sekali untuk perangsang nafsu makannya.

Hama dan Penyakit

Hama
Pada pembesaran ikan patin di jaring terapung hama yang mungkin menyerang antara lain lingsang, kura-kura, biawak, ular air, dan burung. Hama serupa juga terdapat pada usaha pembesaran patin sistem hampang (pen) dan karamba. Karamba yang ditanam di dasar perairan relatif aman dari serangan hama. Pada pembesaran ikan patin di jala apung (sistem sangkar ada hama berupa ikan buntal (Tetraodon sp.) yang merusak jala dan memangsa ikan. Hama lain berupa ikan liar pemangsa adalah udang, dan seluang (Rasbora). Ikan-ikan kecil yang masuk kedalam wadah budidaya akan menjadi pesaing ikan patin dalam hal mencari makan dan memperoleh oksigen. Untuk menghindari serangan hama pada pembesaran di jala apung (rakit) sebaiknya ditempatkan jauh dari pantai. Biasanya pinggiran waduk atau danau merupakan markas tempat bersarangnya hama, karena itu sebaiknya semak belukar yang tumbuh di pinggir dan disekitar lokasi dibersihkan secara rutin. Cara untuk menghindari dari serangan burung bangau (Lepto-tilus javanicus), pecuk (Phalacrocorax carbo sinensis), blekok (Ramphalcyon capensis capensis) adalah dengan menutupi bagian atas wadah budi daya dengan lembararan jaring dan memasang kantong jaring tambahan di luar kantong jaring budi daya. Mata jaring dari kantong jaring bagian luar ini dibuat lebih besar. Cara ini berfungsi ganda, selain burung tidak dapat masuk, ikan patin juga tidak akan berlompatan keluar.

Penyakit
Penyakit ikan patin ada yang disebabkan infeksi dan non-infeksi. Penyakit non-infeksi adalah penyakit yang timbul akibatadanya gangguan faktor yang bukan patogen. Penyakit non-infeksi ini tidak menular. Sedangkan penyakit akibat infeksi biasanya timbul karena gangguan organisme patogen.

Penyakit akibat infeksi Organisme patogen yang menyebabkan infeksi biasanya berupa parasit, jamur, bakteri, dan virus. Produksi benih ikan patin secara masal masih menemui beberapa kendala antara lain karena sering mendapat serangan parasit Ichthyoptirus multifilis (white spot) sehingga banyak benih patin yang mati, terutama benih yang berumur 1-2 bulan. Dalam usaha pembesaran patin belum ada laporan yang mengungkapkan secara lengkap serangan penyakit pada ikan patin, untuk pencegahan, beberapa penyakit akibat infeksi berikut ini sebaiknya diperhatikan.

Penyakit parasit
Penyakit white spot (bintik putih) disebabkan oleh parasit dari bangsa protozoa dari jenis Ichthyoptirus multifilis Foquet. Pengendalian: menggunakan metil biru atau methilene blue konsentrasi 1% (satu gram metil biru dalam 100 cc air). Ikan yang sakit dimasukkan ke dalam bak air yang bersih, kemudian kedalamnya masukkan larutan tadi. Ikan dibiarkan dalam larutan selama 24 jam. Lakukan pengobatan berulang-ulang selama tiga kali dengan selang waktu sehari.

Penyakit jamur
Penyakit jamur biasanya terjadi akibat adanya luka pada badan ikan. Penyakit ini biasanya terjadi akibat adanya luka pada badan ikan. Penyebab penyakit jamur adalah Saprolegnia sp. dan Achlya sp. Pada kondisi air yang jelek, kemungkinan patin terserang jamur lebih besar. Pencegahan penyakit jamur dapat dilakukan dengan cara menjaga kualitas air agar kondisinya selalu ideal bagi kehidupan ikan patin. Ikan yang terlanjur sakit harus segera diobati. Obat yang biasanya di pakai adalah malachyt green oxalate sejumlah 2 –3 g/m air (1 liter) selama 30 menit. Caranya rendam ikan yang sakit dengan larutan tadi, dan di ulang sampai tiga hari berturut- turut.

Penyakit bakteri
Penyakit bakteri juga menjadi ancaman bagi ikan patin. Bakteri yang sering menyerang adalah Aeromonas sp. dan Pseudo-monas sp. Ikan yang terserang akan mengalami pendarahan pada bagian tubuh terutama di bagian dada, perut, dan pangkal sirip. Penyakit bakteri yang mungkin menyerang ikan patin adalah penyakit bakteri yang juga biasa menyerang ikan-ikan air tawar jenis lainnya, yaitu Aeromonas sp. dan Pseudomonas sp. Ikan patin yang terkena penyakit akibat bakteri, ternyata mudah menular, sehingga ikan yang terserang dan keadaannya cukup parah harus segera dimusnahkan. Sementara yang terinfeks, tetapi belum parah dapat dicoba dengan beberapa cara pengobatan. Antara lain :

1. Dengan merendam ikan dalam larutan kalium permanganat (PK) 10-20 ppm selama 30–60 menit,
2. Merendam ikan dalam larutan nitrofuran 5- 10 ppm selama 12–24 jam, atau
3. merendam ikan dalam larutan oksitetrasiklin 5 ppm selama 24 jam. 

Penyakit non-infeksi
Penyakit non-infeksi banyak diketemukan adalah keracunan dan kurang gizi.Keracunan disebabkan oleh banyak faktor seperti pada pemberian pakan yang berjamur dan berkuman atau karena pencemaran lingkungan perairan. Gajala keracunan dapat diidentifikasi dari tingkah laku ikan. - Ikan akan lemah, berenang megap-megap dipermukaan air. Pada kasus yang berbahaya, ikan berenang terbalik dan mati. Pada kasus kurang gizi, ikan tampak kurus dan kepala terlihat lebih besar, tidak seimbang dengan ukuran tubuh, kurang lincah dan berkembang tidak normal.
  • Kendala yang sering dihadapi adalah serangan parasit Ichthyoptirus multifilis (white spot) mengakibatkan banyak benih mati, terutama benih yang berumur 1-2 bulan.
  • Penyakit ini dapat membunuh ikan dalam waktu singkat.
  • Organisme ini menempel pada tubuh ikan secara bergerombol sampai ratusan jumlahnya sehingga akan terlihat seperti bintik-bintik putih.
  • Tempat yang disukai adalah di bawah selaput lendir sekaligus merusak selaput lendir tersebut.
Panen

Penangkapan
Penangkapan ikan dengan menggunakan jala apung akan mengakibatkan ikan mengalami luka-luka. Sebaiknya penangkapan ikan dimulai dibagian hilir kemudian bergerak kebagian hulu. Jadi bila ikan didorong dengan kere maka ikan patin akan terpojok pada bagian hulu. Pemanenan seperti ini menguntungkan karena ikan tetap mendapatkan air yang segar sehingga kematian ikan dapat dihindari.

Pembersihan
Ikan patin yang dipelihara dalam hampang dapat dipanen setelah 6 bulan. Untuk melihat hasil yang diperoleh, dari benih yang ditebarkan pada waktu awal dengan berat 8-12 gram/ekor, setelah 6 bulan dapat mencapai 600-700 gram/ekor. Pemungutan hasil dapat dilakukan dengan menggunakan jala sebanyak 2-3 buah dan tenaga kerja yang diperlukan sebanyak 2-3 orang. Ikan yang ditangkap dimasukkan kedalam wadah yang telah disiapkan.

Pascapanen
Penanganan pascapanen ikan patin dapat dilakukan dengan cara penanganan ikan hidup maupun ikan segar.

Penanganan ikan hidup
Adakalanya ikan konsumsi ini akan lebih mahal harganya bila dijual dalam keadaan hidup. Hal yang perlu diperhatikan agar ikan tersebut sampai ke konsumen dalam keadaan hidup, segar dan sehat antara lain:

1. Dalam pengangkutan gunakan air yang bersuhu rendah sekitar 20 derajat C.
2. Waktu pengangkutan hendaknya pada pagi hari atau sore hari.
3. Jumlah kepadatan ikan dalam alat pengangkutan tidak terlalu padat.

Penanganan ikan segar
Ikan segar mas merupakan produk yang cepat turun kualitasnya. Hal yang perlu diperhatikan untuk mempertahankan kesegaran antara lain :
  • Penangkapan harus dilakukan hati-hati agar ikan-ikan tidak luka.
  • Sebelum dikemas, ikan harus dicuci agar bersih dan lendir.
  • Wadah pengangkut harus bersih dan tertutup. Untuk pengangkutan jarak dekat (2 jam perjalanan), dapat digunakan keranjang yang dilapisi dengan daun pisang/plastik. Untuk pengangkutan jarak jauh digunakan kotak dan seng atau fiberglass. Kapasitas kotak maksimum 50 kg dengan tinggi kotak maksimum 50 cm.
  • Ikan diletakkan di dalam wadah yang diberi es dengan suhu 6-7 derajat C. Gunakan es berupa potongan kecil-kecil (es curai) dengan perbandingan jumlah es dan ikan=1:1. Dasar kotak dilapisi es setebal 4-5 cm. Kemudian ikan disusun di atas lapisan es ini setebal 5-10 cm, lalu disusul lapisan es lagi dan seterusnya. Antara ikan dengan dinding kotak diberi es, demikian juga antara ikan dengan penutup kotak.
Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pananganan benih adalah sebagai berikut :
  • Benih ikan harus dipilih yang sehat yaitu bebas dari penyakit, parasit dan tidak cacat. Setelah itu, benih ikan baru dimasukkan ke dalam kantong plastik (sistem tertutup) atau keramba (sistem terbuka).
  • Air yang dipakai media pengangkutan harus bersih, sehat, bebas hama dan penyakit serta bahan organik lainya. Sebagai contoh dapat digunakan air sumur yang telah diaerasi semalam.
  • Sebelum diangkut benih ikan harus diberok dahulu selama beberapa hari. Gunakan tempat pemberokan berupa bak yang berisi air bersih dan dengan aerasi yang baik. Bak pemberokan dapat dibuat dengan ukuran 1 m x 1 m atau 2 m x 0,5 m. Dengan ukuran tersebut, bak pemberokan dapat menampung benih ikan mas sejumlah 5000–6000 ekor dengan ukuran 3-5 cm. Jumlah benih dalam pemberokan harus disesuaikan dengan ukuran benihnya.
Berdasarkan lama/jarak pengiriman, sistem pengangkutan benih terbagi menjadi dua bagian, yaitu :

1. Sistem terbuka
Dilakukan untuk mengangkut benih dalam jarak dekat atau tidak memerlukan waktu yang lama. Alat pengangkut berupa keramba. Setiap keramba dapat diisi air bersih 15 liter dan dapat untuk mengangkut sekitar 5000 ekor benih ukuran 3-5 cm.

2. Sistem tertutup
Dilakukan untuk pengangkutan benih jarak jauh yang memerlukan waktu lebih dari 4-5 jam, menggunakan kantong plastik. Volume media pengangkutan terdiri dari air bersih 5 liter yang diberi buffer Na2(hpo)4.1H2O sebanyak 9 gram.

Cara pengemasan benih ikan yang diangkut dengan kantong plastik:
  • 1. masukkan air bersih ke dalam kantong plastik kemudian benih;
  • 2. hilangkan udara dengan menekan kantong plastik ke permukaan air;
  • 3. alirkan oksigen dari tabung dialirkan ke kantong plastik sebanyak 2/3 volume keseluruhan rongga (air:oksigen=1:1);
  • 4. kantong plastik lalu diikat.
  • 5. kantong plastik dimasukkan ke dalam dos dengan posisi membujur atau ditidurkan. Dos yang berukuran panjang 0,50 m, lebar 0,35 m, dan tinggi 0,50 m dapat diisi 2 buah kantong plastik.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan setelah benih sampai di tempat tujuan adalah sebagai berikut:
  • Siapkan larutan tetrasiklin 25 ppm dalam waskom (1 kapsul tertasiklin dalam 10 liter air bersih).
  • Buka kantong plastik, tambahkan air bersih yang berasal dari kolam setempat sedikit demi sedikit agar perubahan suhu air dalam kantong plastik terjadi perlahan-lahan.
  • Pindahkan benih ikan ke waskom yang berisi larutan tetrasiklin selama 1-2 menit.
  • Masukan benih ikan ke dalam bak pemberokan. Dalam bak pemberokan benih ikan diberi pakan secukupnya. Selain itu, dilakukan pengobatan dengan tetrasiklin 25 ppm selama 3 hari berturut-turut. Selain tetrsikli dapat juga digunakan obat lain seperti KMNO4 sebanyak 20 ppm atau formalin sebanyak 4% selama 3-5 menit.
  • * Setelah 1 minggu dikarantina, tebar benih ikan di kolam budidaya. Pengemasan benih harus dapat menjamin keselamatan benih selama pengangkutan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengemasan benih ikan patin yaitu :
  • Sediakan kantong plastik sesuai kebutuhan. Setiap kantong dibuat rangkap untuk menghindari kebocoran. Sediakan karet gelang untuk simpul sederhana. Masing-masing kantong diisi air sumur yang telah diaerasi selama 24 jam.
  • Benih ikan yang telah dipuasakan selama 18 jam ditangkap dengan serokan halus kemudian dimasukan kedalam kantong plastik tadi.
  • Satu persatu kantong diisi dengan oksigen murni (perbandingan air:oksigen = 1:2). Setelah itu segera diikat dengan karet gelang rangkap.
  • Kantong-kantong plastik berisi benih dimasukkan kedalam kardus.
  • Lama pengangkutan. Benih ikan patin dapat diangkut selama 10 jam dengan tingkat kelangsungan hidup mencapai 98,67%. Jika jarak yang hendak ditempuh memerlukan waktu yang lama maka satu- satunya cara untuk menjamin agar ikan tersebut selamat adalah dengan mengurangi jumlah benih ikan di dalam setiap kantong plastik.
Berdasarkan penelitian terbukti bahwa benih patin masih aman diangkut selama 14 jam dengan kapadatan 300 ekor per liter.

Baca Seterusnya »»  

Batu Batikam di Limo Kaum

Batu yang sudah melegenda ini terdapat di Jorong Dusun Tuo, Nagari Lima Kaum. Batu yang berukuran 55 x 20 x 45 cm berbentuk mirip segi tiga ini terletek sekitar 15 menit dari Pusat Kota Batu Sangkar. Dimana, terdapat bekas tikaman yang katanya dengan menggunakan Keris. Konon ceritanya batu ini merupakan lambang perdamaian antara pemimpin yang berkuasa pada saat itu, yaitu Datuk Perpatih Nan Sabatang dan Datuk Katumanggungan. Dan cerita lain juga menyebutkan bahwa batu besar tersebut ditikam dengan keris, yang menurut sejarah ditikam oleh Datuk Perpatih Nan Sabatang sebagai pelampiasan emosi ketika bertikai dengan Datuk Katumanggungan.

Selain itu di area Batu Batikam dengan luar 1.800 m2 itu, dahulunya juga merupakan Medan Nan Bapaneh dimana terdapat susunan batu-batu seperti sandaran tempat duduk yaitu tempat permusyawaratan kepala suku. Karena didukung juga dengan kesejukan area disekitar Medan Nan Bapaneh yang dikelilingi oleh Pohon-pohon besar rindang yang telah berusia ratusan tahun.


Batu Batikam termasuk salah satu lokasi cagar budaya yang berada dalam pengawasan Kantor Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Sumbar, Riau dan Jambi yang ber­kantor di Pagaruyung . Secara lahiriah benda cagar budaya ini merupakan sebuah bungkahan batuan (andesit), berbentuk hampir segi tiga berukuran 55 x 20 x 45 sen­timeter.

Situs budaya ini berdiri sejak 1.800 Masehi. Lokasi Medan Nan Bapaneh ber­bentuk empat persegi panjang seluas 20 meter persegi, se­kelilingnya memiliki kursi bersandaran yang terbuat dari bahan batu. Batu Batikam yang berlubang tembus itu, terjadi akibat ditikam oleh Datuk Parpatiah nan Sabatang, sebagai tanda berakhirnya per­se­li­sihannya dengan Datuk Ke­tumanggungan mengenai soal Adat.

Komplek batu Batikam menurut tambo adat menye­butkan, bahwa di sanalah nagari pertama terbentuk sesudah Pariangan sebagai Nagari Tuo, dibangun oleh Cati Bilang Pandai dengan anaknya Datuak Parpatiaah nan Sa­batang, berikut dengan empat Koto lainnya yaitu Balai Labuah, Balai Batu, Kubu Rajo dan Kampai Piliang, kelima Koto ini hingga se­karang disebut sebagai Lima Kaum.

Sebagai pusat pemerintahan adat Budi Caniago dengan junjungan adatnya Datuak Bandaro Kuniang yang ban­gunan rumah gadangnya masih bisa dilihat di lokasi Kampai Lima Kaum saat ini.

Syahdan, Datuak Parpatiah dan Datuak Katumangguangan berdebat hebat. Keduanya adalah orang bersaudara, berlainan bapak. Datuak Parpatiah nan Sabatang, adalah seorang yang dilahirkan dari seorang bapak aristokrat (cerdik-pandai). Sementara Datuak Katumangguangan, dilahirkan dari seorang ayah yang otokrat (raja-berpunya). Namun pada keduanya, juga mengalir darah dari ibu yang sama, seorang perempuan biasa, seperti apa adanya.

Darah yang mengalir di tubuh keduanya, ternyata berpengaruh pada pandangan hidup yang dijalani. Datuak Parpatiah, menginginkan masyarakat diatur dalam semangat yang “duduk sama rendah, berdiri sama tinggi” (demokratik). Sedang Datuak Katumangguangan, menginginkan rakyat diatur dalam sebuah tatanan yang “berjenjang naik, bertangga turun” (hierarkhial). Perbedaan yang kemudian meruncing menjadi perdebatan, bahkan menjurus menjadi pertikaian.

Sama-sama menghindari untuk melukai saudaranya, kedua datuak kemudian menikamkan pedang dan kerisnya pada batu. Kedua batu itu sekarang, dikenal dengan nama “Batu Batikam” (Batu yang ditikam). Yang satu berdiri tegak di tepi jalan Limo Kaum, di Batu Sangkar Sumatera Barat. Yang lain, ditelan oleh waktu, tinggal cerita, namun tetap dikenang sebagai pertanda. Betapa nenek moyang, yang memiliki kesaktian untuk menghancurkan, bahkan tidak menyukai kekerasan.

Datuak Parpatiah lalu pergi merantau. Memperbandingkan keyakinannya dengan dunia luar. Datuak Katumangguangan sebaliknya, tinggal menjaga kampung halaman, dan membenamkan dirinya dalam kumpulan kebijaksanaan yang ditinggalkan leluhur. Dua cara berbeda, dengan satu tujuan, mencari kebijaksanaan. Dua perjuangan, dengan satu cita-cita, mengatur rakyat agar sejahtera.

Masa berganti, musim bertukar, keduanya bertemu. Dengan kematangan yang semakin baik, sudah tentu. Juga dengan kepala yang semakin banyak tahu. Lalu keduanya duduk berbagi ilmu. Melerai perseteruan yang pernah terjadi bertahun-tahun berlalu. Dan akhirnya bersepakat untuk saling bahu-membahu. Menjadikan rakyat semakin pintar dan maju. Melupakan egoisme masing-masing, mendahulukan kepentingan orang banyak, karena itu lebih penting.

Juga dituturkan, Datuak Katumanggungan juga meni­kam sebuah batu dengan keris­nya, ditempatkan di Sungai Tarab VIII Batu (Bongo Sa­tangkai-Bulakan Sungai Kayu Batarok) sebagai pusat pe­me­rin­tahan Koto Piliang dengan pucuk adatnya Datuak bandaro Putiah.

Sejak itu tidak lagi ada pertikaian antara koto dan nagari. Kedua sistem peme­rintahan adat ini boleh saja dipakai pada setiap wilayah nagari di Luhak Tanah Datar.


Baca Seterusnya »»  

Cara Mengukur Berat Badan

Ada banyak cara untuk mendeteksi berat tubuh ideal. Namun, dunia kedokteran di Indonesia mempunyai rujukan sistem pengukuran berat badan ideal, yakni dengan menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT).

Cara menghitungnya juga mudah. IMT diukur dari berat badan dalam satuan kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi badan dalam satuan meter. Biar mudah, ambil contoh. Sebut saja namanya seseorang. Dia memiliki berat badan 75 kilogram. Adapun tinggi badannya hanya 150 sentimeter atau 1,5 meter.

Apakah berat badan seseorang sekarang ini sudah ideal? Yuk kita simak hitungan IMT berikut.

Begini perhitungannya: Berat badan seseorang 75 kg dibagi dengan 2,25. Angka 2,25 adalah hasil kuadrat dari tinggi badan Malih 1,5 m. Hasilnya 33,33. “Dengan berat 75 kg, Malih berarti telah mengalami obesitas berat,”.

Dunia medis rupanya telah menetapkan batasan untuk menandakan kondisi tubuh seseorang. Bila hasil yang diperoleh menunjukkan Angka antara 18,5 hingga 23 berarti berat badan Anda normal atau ideal. Adapun bila hasil menunjukkan angka 23 hingga 25, Anda sudah kegemukan. Angka 25 hingga 27 termasuk obesitas ringan, 27 hingga 30 disebut obesitas sedang, sementara IMT Malih sudah di atas 30. Berarti dia obesitas berat.

Ada juga cara yang lain menentukan seseorang mengalami obesitas atau tidak, yaitu dengan mengukur lingkar pinggang. Lingkar pinggang ini jadi tolak ukur karena seseorang yang mengalami kegemukan pasti diikuti penimbunan lemak di sekitar pinggang. Normalnya, ukuran lingkar pinggang wanita tak boleh lebih dari 80 cm, sedangkan pria tak melebihi 90 cm.

Mengukur obesitas dengan lingkar pinggang juga berguna untuk mengetahui sindrom metabolik, yaitu kemungkinan seseorang mengalami kondisi tertentu. Antara lain, kadar gula darah tinggi, kadar trighserida darah tinggi, hipertensi, dan serangan jantung.


Baca Seterusnya »»  

Suburkan Rambut dengan Embun Pagi

Embun adalah uap air yang mengalami proses pengembunan-proses berubahnya gas menjadi cairan. Embun biasanya muncul di pagi hari, di sela-sela kaca jendela atau di balik daun. Air embun dalam agama Islam digolongkan sebagai air yang “suci-menyucikan”-air yang sah digunakan untuk berwudhu-bersama salju, danau, maupun sungai. Sudah sejak lama, embun pagi diketahui mempunyai berbagai macam khasiat untuk pengobatan, yang diantaranya adalah untuk menyuburkan rambut. Pada jaman dahulu, embun pagi ini biasa dipakai oleh para wanita untuk merawat rambutnya agar tampak sehat, dan tidak rontok.

Caranya: Sebelum matahari memancarkan sinarnya, tampung tetes-tetes embun dari dedaunan celah batang pohon pisang maupun daunnya. Kemudian gunakan untuk membasahi rambut dan kulit sisekitar area rambut. Lakukan setiap hari secara rutin.


Baca Seterusnya »»  

Bahaya dan Manfaat Meditasi

Meditasi memiliki banyak variasi. Pada dasarnya ia adalah perilaku berdiam diri dalam postur tertentu, umumnya duduk, dalam waktu tertentu yang cukup panjang. Tujuannya juga dapat bervariasi namun umumnya adalah meningkatkan kualitas diri pelaku, entah itu kewaspadaan, menyatu dengan alam, kedamaian diri, penghilangan nafsu, atau menahan diri untuk melakukan tindakan tertentu yang tidak diinginkan. Tinjauan positif negatif berikut tidak dapat digeneralisir untuk semua semedi. Pembaca harus memahami konteks semedi jenis apa yang bisa memunculkan dampak positif atau negatif yang dimaksud.

Meditasi, diwariskan dari tradisi Buddha, saat ini mulai digunakan dalam psikologi Barat untuk mengangkat berbagai kondisi mental dan fisik. Penelitian ilmiah semedi umumnya ada dalam payung psikologi positif. Penelitian telah dilakukan selama 20 atau 30 tahun dan semakin meningkat dalam dekade terakhir. Tahun 2011, National Center for Complementary and Alternative Medicine (NCCAM) NIH melaporkan temuan studi dimana citra resonansi magnetik otak dari 16 partisipan 2 minggu sesudah dan setelah meditasi yang mengikuti program meditasi diambil oleh para peneliti dari Rumah Sakit Umum Massachusetts, Lembaga Citra Syaraf Bender di Jerman, dan Sekolah Medis Universitas Massachusetts. Penelitian ini menyimpulkan kalau:

“temuan ini mewakili mekanisme otak yang berasosiasi dengan perbaikan kesehatan mental”

Sebuah studi bulan Januari 2011 di jurnal Psychiatry Research: Neuroimaging, berdasarkan pencitraan resonansi magnetik (MRI) dari partisipan Mindfulness-Based Stress Reduction (MBSR), menyatakan kalau “partisipasi dalam MBSR berasosiasi dengan perubahan konsentrasi materi abu-abu di daerah otak yang bertanggung jawab atas proses belajar dan mengingat, pengaturan emosi, proses referensi diri, dan pengambilan sudut pandang.”

Terdapat jenis meditasi khusus yang disebut meditasi disosiatif. Meditasi disosiatif adalah meditasi yang bertujuan untuk memisahkan individu sebagai pengamat fenomena ketimbang melibatkan individu ke dalam sebuah aktivitas. Biasanya meditasi semacam ini disebut meditasi pembebasan dengan maksud membebaskan jiwa pelaku dari sebuah pengikat, misalnya nafsu-nafsu jasmaniah.

Meditasi model ini berfokus pada penghapsan ego atau self dan menjadi Semesta, atau Diri secara universal. Dua ribu tahun praktek ini dilakukan oleh masyarakat India. Praktek spiritual semacam ini telah begitu mengakar sehingga mereka lebih memandang dunia luar hanya sejauh ia ikut campur dalam hidup mereka secara langsung. Hal ini berakibat pada rendahnya kesadaran adanya subjek lain, sampai pada level hak dan tanggung jawab warga negara secara politik, sebuah mentalitas yang menyulitkan demokrasi dan memudahkan rezim otoriter berkuasa di level masyarakat.

Dalam psikologi, kepribadian semacam ini disebut kepribadian disosiatif. Gejala disosiatif adalah kondisi dimana seseorang merasa terlepas dari diri sendiri. Ia akan merasakan kalau dirinya atau lingkungannya sebagai sesuatu yang tidak nyata. Ia akan merasakan tidak memiliki kontrol atas diri sendiri. Dalam pikirannya, dunia hanyalah sebuah perasaan yang muncul dari dalam dirinya sendiri.

Pertanyaannya menjadi: apakah saya merupakan masalah bagi tubuh ini, atau apakah tubuh ini merupakan masalah bagi saya? Pada tahap ekstrim, hal ini membawa pada bunuh diri dengan alasan membebaskan diri dari “belenggu” jasad.

Meditasi disosiatif bukanlah sebuah solusi yang masuk akal untuk menghadapi masalah yang dialami individu di masyarakat. Masalah penderitaan sosial adalah masalah yang nyata dan karenanya keterlibatan individu dalam masyarakat sangat dibutuhkan.

Meditasi biasanya dilakukan pada ruangan yang sepi dan sedikit mungkin derau dari luar. Kita memejamkan mata sehingga melihat langsung bintik-bintik reseptor cahaya di retina (derau seperti di layar televisi tanpa siaran). Dengan tindakan semacam ini, pikiran akan lebih mudah berfokus pada sensasi ketubuhan. Napas juga diatur sedemikian oleh pikiran (bukannya langsung tanpa sadar oleh otak). Napas yang diatur bukan hanya mengalihkan pikiran pada bagaimana bernapas yang baik namun juga membawa pada hipoksia. Hipoksia adalah kondisi dimana pasokan oksigen menjadi rendah di otak. Dalam kondisi hipoksia, pikiran menjadi sangat tenang dan napas menjadi sangat lembut. Semakin rendahnya pasokan oksigen ke otak, aktivitas otakpun semakin menurun. Jika pelaku merasakan kedamaian di saat ini, ini bukanlah kedamaian sesungguhnya secara psikis namun kedamaian buatan secara biologis.

Berfokus pada napas dan sensasi diri membuat pikiran tenang yang ditandai dengan hipoksia. Dengan adanya ketenangan pikiran, pelaku dapat berkonsentrasi pada merasakan sensasi ketubuhan. Goenka misalnya, mendaku kalau dalam kondisi ini, kita akan merasakan seluruh gerak individual molekul dan atom di tubuh kita sebagai tanda kita mulai mampu memisahkan antara jiwa dan raga. Hal ini tidak benar. Sensasi bergetar ketika berada dalam kondisi hipoksia disebabkan oleh kesemutan, hanya saja kesemutan ini berasal dari syaraf di dalam tubuh kita sendiri yang kekurangan aliran darah dan oksigen.

Lalu apa masalahnya dengan hipoksia? Tentunya ketidaksiapan tubuh menghadapi kejutan. Seperti halnya mata yang tertutup lama tidak siap menghadapi cahaya terang, begitu juga tubuh yang terdiam pada waktu lama tidak siap untuk melakukan gerakan yang secara normal dapat kita lakukan. Jika dipaksakan, kita bisa mendapatkan serangan jantung atau setidaknya epilepsi.

Reaktivitas otak pada sensasi inderawi merupakan hasil evolusi kita untuk bertahan hidup. Segera ketika tubuh merasakan sakit atau panas atau dingin atau kondisi berbahaya lainnya, otak memberi sinyal pada tubuh agar bereaksi sedemikian hingga menjauh dari kondisi bahaya tersebut. Ketika kita bersemedi dalam postur yang sama terus menerus misalnya, otak menganggap hal tersebut berbahaya bagi peredaran darah atau menekan beberapa syaraf penting. Karena alasan ini, otak menyuruh tubuh untuk berganti posisi.

Tindakan menahan diri dari keinginan untuk berganti posisi dengan alasan melatih diri agar tidak terpengaruh rangsangan dunia luar tubuh menjadi sebuah hal yang berbahaya. Memang beberapa reaksi tubuh dapat dipandang sebagai reaksi yang berbahaya bagi kehidupan sosial, misalnya marah, takut, egois, nafsu, agresi, stress, hiperaktivitas. Namun tubuh memiliki sistem otonomnya sendiri yang bekerja otomatis menyesuaikan berbagai banyak komponen syaraf yang mungkin tak diperhitungkan kita ketika membawanya ke ranah sadar. Ada alasan mengapa detak jantung berada di sistem syaraf otonom bukannya diatur secara sadar oleh kita. Jika hal ini diganggu, bahaya serangan jantung dapat menjadi nyata.

Mungkin anda heran mengapa ketenangan pikiran dipandang sebagai dampak negatif. Hal ini memang cukup subjektif tetapi ketika kita bawa pada masyarakat modern sekarang, pikiran yang tidak tenang sungguh merupakan hal penting. Pikiran yang tidak tenang ditandai oleh banyaknya ucapan-ucapan saling tumpang tindih dalam otak. Dalam sekian detik, otak anda memikirkan tentang hal ini, dan sesaat kemudian pindah ke hal lain. Dalam satu menit, anda telah memikirkan banyak hal seperti masa kecil, kejadian tadi pagi, masa datang seperti apa, dan sebagainya, semua seperti potongan-potongan halaman dari ratusan buku yang bercerai berai dan disatukan secara acak dalam satu buku. Hal ini juga yang membuat “membaca pikiran” adalah sebuah tindakan yang hampir mustahil dilakukan oleh orang lain pada seseorang (profesor Xavier dalam X-Men misalnya).

Secara evolusioner, kompleksitas hidup manusia memang menuntut pola berpikir acak demikian. Otak hanya memikirkan apa yang dianggap bernilai. Adanya banyak pikiran acak bermakna ada banyak hal bernilai dalam pikiran yang harus diproses otak. Hal ini membawa pada satu kelebihan dari berpikir tidak tenang:

Ia merupakan sumber dari pemikiran kreatif. Dari sekian banyak hal tidak berhubungan yang dipikirkan seseorang dalam satu menit akan ada satu hubungan mendadak tak terduga. Ini sebuah pemikiran baru dan apabila individu memutuskan untuk memikirkannya lebih jauh, hal tersebut dapat menjadi hal yang mengejutkan (baik ataupun buruk) seperti penemuan solusi baru atas masalah penting atau penemuan ide untuk menjadi kaya. Dalam dunia penuh persaingan di masa modern, pemikiran kreatif sangat dibutuhkan.

Dalam meditasi jenis tertentu, pelaku menjadi sangat terfokus pada dirinya sendiri. Dunia luar menjadi sesuatu yang sekunder. Akibatnya adalah individu menjadi egois sejati. Ia tidak memandang pemandangan alam, bintang-bintang, keluarga, seks, tetesan hujan, bunga-bunga, dan deburan ombak sebagai sesuatu yang indah. Mereka adalah nafsu. Pada taraf tertentu, mereka bahkan tiba pada kesimpulan kalau dunia ini hanya ilusi. Walaupun hal tersebut merupakan perdebatan dalam ranah filsafat, satu hal yang pasti adalah hilangnya sistem nilai yang mengikat masyarakat.

Meditasi memiliki manfaat cukup baik bagi jiwa manusia, tetapi jika dilakukan secara berlebih, hasilnya justru berbalik, bukan hanya berbahaya bagi jiwa tetapi juga bagi jasad. Beberapa bentuk meditasi bahkan bisa digantikan dengan bentuk penajaman konsentrasi lainnya. Diperlukan sebuah kebijaksanaan untuk mensikapi segala klaim yang datang dari jasa meditasi agar keinginan kita untuk menjadi lebih baik dapat terfasilitasi.


Baca Seterusnya »»  

Misteri Mati Suri

Pengalaman mati suri (Near Death Experience) seringkali terjadi pada beberapa orang yang sedang sekarat. Apa yang sebenarnya terjadi pada saat mati suri? Atau hanya ada perubahan-perubahan kimia dalam otak dan organ indera sebelum kematian? Rata-rata mati suri memiliki ciri-ciri umum tertentu, tapi ada juga yang memiliki pola berbeda. Ada beberapa ciri umum ketika seseorang mati suri, yaitu:
  • Perasaan ketenangan, perasaan ini kemungkinan meliputi kedamaian, penerimaan kematian, emosional dan kenyamaan fisik.
  • Intensitas murni cahaya terang yang tidak menyakitkan, intensitas cahaya ini terkadang memenuhi ruangan tapi ada juga seseorang hanya melihat cahaya yang berasal dari surga atau Tuhan.
  • Pengalaman keluar dari tubuh (out-of-body experience/OBE), orang merasa telah meninggalkan tubuhnya dan bisa melihat dokter yang bekerja padanya.
  • Memasuki alam atau dimensi lain, hal ini biasanya tergantung dari keyakinan dan pengalamannya.
  • Berjalan di terowongan, banyak orang yang mati suri menemukan dirinya berada di terowongan dengan cahaya di ujung dan bertemu dengan makhluk roh lainnya.
  • Dapat komunikasi dengan roh, sebelum mati suri berakhir banyak orang yang melaporkan dapat berkomunikasi dengan roh lain dan diperintahkan untuk kembali ke tubuhnya.
Teori yang menjelaskan tentang mati suri dibagi menjadi dua kategori dasar yaitu penjelasan ilmiah (medis, fisiologis dan psikologis) serta penjelasan supernatural (spiritual dan agama). Secara supernatural seseorang yang mati suri sebenarnya mengalami dan mengingat hal-hal yang terjadi dengan kesadaran tapi tanpa disertai tubuhnya. Ketika seseorang mendekati kematian, maka jiwanya meninggalkan tubuh dan mulai merasakan hal-hal yang biasanya tidak bisa dirasakan. Jiwa berjalan melalui perbatasan antara hidup di dunia dan hidup di akhirat, biasanya diwakili oleh terowongan dengan cahaya di ujung.

Secara ilmiah proses mati suri sangat kompleks, subjektif dan emosional. Mekanisme di balik beberapa pengalaman ini adalah cara otak memproses informasi sensorik. Apa yang seseorang lihat di sekelilingnya hanyalah jumlah dari semua informasi sensorik yang diterima otak pada saat tertentu. Jika seseorang membayangkan sesuatu saat inderanya tidak berfungsi dengan baik, maka otak akan menerima informasi yang salah. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh obat-obatan atau beberapa bentuk trauma yang menyebabkan otak orang tersebut menutup. Beberapa ahli berteori bahwa gangguan saraf atau kelebihan beban informasi yang dikirim ke korteks visual otak, menciptakan gambaran cahaya terang yang berangsur-angsur menjadi lebih besar. Otak dapat menafsirkan hal ini sebagai bergerak di terowongan gelap.

Selama mengalami mati suri, tubuh rawan mengalami kerusakan karena otak menafsirkan informasi yang salah. Kombinasi antara efek trauma dan kekurangan oksigen di dalam otak memunculkan pengalaman melayang ke angkasa dan menatap tubuh Anda sendiri. Sensasi damai yang dirasakan dipicu oleh meningkatnya kadar endorfin yang diproduksi oleh otak selama trauma. Salah input sensoris yang diterima, ditambah dengan kekurangan oksigen dan endrofin akan menciptakan sebuah pengalaman surealisme meskipun realistis. Selain itu neurotransmitter di otak yang menutup akan menciptakan ilusi yang indah. Ada yang mengatakan saat mati suri mereka mengambang di atas tubuh mereka sendiri. Sedangkan yang lain berjalan di terowongan cahaya atau diliputi rasa damai.

Namun ilmuwan menyimpulkan pengalaman menjelang hampir mati mungkin hanya disebabkan oleh badai listrik di otak yang sekarat. Sebuah studi tentang otak sakit kritis pada pria dan wanita mengungkapkan adanya semburan singkat aktivitas sebelum kematian. Peneliti Lakhmir Chawla mengatakan "Kami berpikir bahwa pengalaman hampir mati bisa disebabkan oleh gelombang energi listrik saat otak kehabisan oksigen.

Saat aliran darah melambat dan tingkat oksigen habis, sel-sel otak memicu satu impuls listrik terakhir. "Ini dimulai di salah satu bagian dari otak dan menyebar dan ini dapat memberikan sensasi." Dr Chawla, dari Universitas George Washington, memantau aktivitas otak dari tujuh orang sakit untuk memastikan obat penghilang rasa sakit yang sedang diberikan bekerja. Dalam setiap kasus, aktivitas otak dalam satu jam atau lebih sebelum kematian terpotong oleh dorongan singkat, yang berlangsung dari 30 detik sampai tiga menit. Tingkat yang sama seperti yang terlihat pada orang sadar, meskipun tekanan darah sangat rendah dapat menghasilkan perasaan dan cahaya terang, kata peneliti.

Menulis dalam Jurnal Kedokteran Paliatif, ia berkata "Kami berspekulasi bahwa pada pasien yang berhasil kembali, mereka mungkin ingat gambar dan kenangan dipicu oleh riak itu. "Kami menawarkan ini sebagai penjelasan di mana banyak pasien telah keluar dari tubuh ketika berhasil kembali dari pengalaman hampir mati." Riset yang dirilis bulan lalu menyebut pengalaman mati diakibatkan turunnya level karbon dioksida di dalam darah dan mengubah keseimbangan kimia otak dan membodohi seperti 'melihat' sesuatu.

Sebuah studi sebelumnya menemukan bahwa hampir satu dari lima pasien serangan jantung yang selamat dilaporkan mengalami pengalaman hampir mati. Pengalaman hampir mati itu termasuk ke luar dari tubuh, perasaan menyenangkan, melihat sebuah terowongan, lampu, kerabat meninggal atau hidup mereka 'berkedip di depan mata mereka'. Para psikolog yang meninjau berbagai fenomena seperti pengalaman keluar dari tubuh, penglihatan terowongan cahaya atau pertemuan dengan kerabat yang sudah mati, menyatakan bahwa itu semua hanyalah tipuan pikiran, bukan kilasan pengalaman di akhirat.

Para peneliti di Universitas Edinburgh dan Cambridge menyebutkan bahwa sebagian besar pengalaman tersebut dapat dijelaskan dengan adanya reaksi di otak yang dipicu oleh peristiwa-peristiwa traumatis dan terkadang tidak berbahaya. Mereka menyebutkan bahwa banyak pengalaman mati suri yang umum dapat disebabkan oleh upaya otak untuk membuat rasa sensasi dan persepsi yang tidak biasa yang terjadi selama peristiwa traumatis.

Pengalaman di luar tubuh, misalnya, dapat terjadi ketika adanya gangguan dalam proses multi-sensori otak, lalu penglihatan terowongan dan cahaya terang bisa berasal dari gangguan dalam sistem visual otak yang diakibatkan berkurangnya oksigen. Studi baru ini juga menunjukkan efek dari noradrenalin, suatu hormon yang dilepaskan oleh otak tengah yang, bila dipicu, bisa membangkitkan emosi positif, halusinasi dan fitur-fitur lain yang berkaitan dengan pengalaman mati suri. Berdasarkan sebuah jajak pendapat Gallup, sekitar tiga persen penduduk AS mengaku pernah memiliki pengalaman menjelang kematian. Pengalaman mati suri dilaporkan di seluruh budaya dan dapat ditemukan pula dalam literatur di zaman Yunani kuno.

“Beberapa studi yang kami tinjau menunjukkan bahwa banyak orang yang mengalami pengalaman menjelang kematian tidak benar-benar berada dalam bahaya kematian, meskipun sebagian besar mengira demikian. Bukti-bukti ilmiah menunjukkan bahwa semua aspek dari pengalaman mati suri memiliki dasar biologis,” kata Caroline Watt, dari Sekolah Ilmu Filsafat, Psikologi dan Bahasa.


Baca Seterusnya »»  
Warta Loka | Seribu Satu Catatan Dalam Dunia Penuh Warna
© All Rights Reserved | Best View With Mozilla Firefox