Pengalaman mati suri (Near Death Experience) seringkali terjadi pada beberapa orang yang sedang sekarat. Apa yang sebenarnya terjadi pada saat mati suri? Atau hanya ada perubahan-perubahan kimia dalam otak dan organ indera sebelum kematian? Rata-rata mati suri memiliki ciri-ciri umum tertentu, tapi ada juga yang memiliki pola berbeda. Ada beberapa ciri umum ketika seseorang mati suri, yaitu:
- Perasaan ketenangan, perasaan ini kemungkinan meliputi kedamaian, penerimaan kematian, emosional dan kenyamaan fisik.
- Intensitas murni cahaya terang yang tidak menyakitkan, intensitas cahaya ini terkadang memenuhi ruangan tapi ada juga seseorang hanya melihat cahaya yang berasal dari surga atau Tuhan.
- Pengalaman keluar dari tubuh (out-of-body experience/OBE), orang merasa telah meninggalkan tubuhnya dan bisa melihat dokter yang bekerja padanya.
- Memasuki alam atau dimensi lain, hal ini biasanya tergantung dari keyakinan dan pengalamannya.
- Berjalan di terowongan, banyak orang yang mati suri menemukan dirinya berada di terowongan dengan cahaya di ujung dan bertemu dengan makhluk roh lainnya.
- Dapat komunikasi dengan roh, sebelum mati suri berakhir banyak orang yang melaporkan dapat berkomunikasi dengan roh lain dan diperintahkan untuk kembali ke tubuhnya.
Teori yang menjelaskan tentang mati suri dibagi menjadi dua kategori dasar yaitu penjelasan ilmiah (medis, fisiologis dan psikologis) serta penjelasan supernatural (spiritual dan agama). Secara supernatural seseorang yang mati suri sebenarnya mengalami dan mengingat hal-hal yang terjadi dengan kesadaran tapi tanpa disertai tubuhnya. Ketika seseorang mendekati kematian, maka jiwanya meninggalkan tubuh dan mulai merasakan hal-hal yang biasanya tidak bisa dirasakan. Jiwa berjalan melalui perbatasan antara hidup di dunia dan hidup di akhirat, biasanya diwakili oleh terowongan dengan cahaya di ujung.
Secara ilmiah proses mati suri sangat kompleks, subjektif dan emosional. Mekanisme di balik beberapa pengalaman ini adalah cara otak memproses informasi sensorik. Apa yang seseorang lihat di sekelilingnya hanyalah jumlah dari semua informasi sensorik yang diterima otak pada saat tertentu. Jika seseorang membayangkan sesuatu saat inderanya tidak berfungsi dengan baik, maka otak akan menerima informasi yang salah. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh obat-obatan atau beberapa bentuk trauma yang menyebabkan otak orang tersebut menutup. Beberapa ahli berteori bahwa gangguan saraf atau kelebihan beban informasi yang dikirim ke korteks visual otak, menciptakan gambaran cahaya terang yang berangsur-angsur menjadi lebih besar. Otak dapat menafsirkan hal ini sebagai bergerak di terowongan gelap.
Selama mengalami mati suri, tubuh rawan mengalami kerusakan karena otak menafsirkan informasi yang salah. Kombinasi antara efek trauma dan kekurangan oksigen di dalam otak memunculkan pengalaman melayang ke angkasa dan menatap tubuh Anda sendiri. Sensasi damai yang dirasakan dipicu oleh meningkatnya kadar endorfin yang diproduksi oleh otak selama trauma. Salah input sensoris yang diterima, ditambah dengan kekurangan oksigen dan endrofin akan menciptakan sebuah pengalaman surealisme meskipun realistis. Selain itu neurotransmitter di otak yang menutup akan menciptakan ilusi yang indah. Ada yang mengatakan saat mati suri mereka mengambang di atas tubuh mereka sendiri. Sedangkan yang lain berjalan di terowongan cahaya atau diliputi rasa damai.
Namun ilmuwan menyimpulkan pengalaman menjelang hampir mati mungkin hanya disebabkan oleh badai listrik di otak yang sekarat. Sebuah studi tentang otak sakit kritis pada pria dan wanita mengungkapkan adanya semburan singkat aktivitas sebelum kematian. Peneliti Lakhmir Chawla mengatakan "Kami berpikir bahwa pengalaman hampir mati bisa disebabkan oleh gelombang energi listrik saat otak kehabisan oksigen.
Saat aliran darah melambat dan tingkat oksigen habis, sel-sel otak memicu satu impuls listrik terakhir. "Ini dimulai di salah satu bagian dari otak dan menyebar dan ini dapat memberikan sensasi." Dr Chawla, dari Universitas George Washington, memantau aktivitas otak dari tujuh orang sakit untuk memastikan obat penghilang rasa sakit yang sedang diberikan bekerja. Dalam setiap kasus, aktivitas otak dalam satu jam atau lebih sebelum kematian terpotong oleh dorongan singkat, yang berlangsung dari 30 detik sampai tiga menit. Tingkat yang sama seperti yang terlihat pada orang sadar, meskipun tekanan darah sangat rendah dapat menghasilkan perasaan dan cahaya terang, kata peneliti.
Menulis dalam Jurnal Kedokteran Paliatif, ia berkata "Kami berspekulasi bahwa pada pasien yang berhasil kembali, mereka mungkin ingat gambar dan kenangan dipicu oleh riak itu. "Kami menawarkan ini sebagai penjelasan di mana banyak pasien telah keluar dari tubuh ketika berhasil kembali dari pengalaman hampir mati." Riset yang dirilis bulan lalu menyebut pengalaman mati diakibatkan turunnya level karbon dioksida di dalam darah dan mengubah keseimbangan kimia otak dan membodohi seperti 'melihat' sesuatu.
Sebuah studi sebelumnya menemukan bahwa hampir satu dari lima pasien serangan jantung yang selamat dilaporkan mengalami pengalaman hampir mati. Pengalaman hampir mati itu termasuk ke luar dari tubuh, perasaan menyenangkan, melihat sebuah terowongan, lampu, kerabat meninggal atau hidup mereka 'berkedip di depan mata mereka'. Para psikolog yang meninjau berbagai fenomena seperti pengalaman keluar dari tubuh, penglihatan terowongan cahaya atau pertemuan dengan kerabat yang sudah mati, menyatakan bahwa itu semua hanyalah tipuan pikiran, bukan kilasan pengalaman di akhirat.
Para peneliti di Universitas Edinburgh dan Cambridge menyebutkan bahwa sebagian besar pengalaman tersebut dapat dijelaskan dengan adanya reaksi di otak yang dipicu oleh peristiwa-peristiwa traumatis dan terkadang tidak berbahaya. Mereka menyebutkan bahwa banyak pengalaman mati suri yang umum dapat disebabkan oleh upaya otak untuk membuat rasa sensasi dan persepsi yang tidak biasa yang terjadi selama peristiwa traumatis.
Pengalaman di luar tubuh, misalnya, dapat terjadi ketika adanya gangguan dalam proses multi-sensori otak, lalu penglihatan terowongan dan cahaya terang bisa berasal dari gangguan dalam sistem visual otak yang diakibatkan berkurangnya oksigen. Studi baru ini juga menunjukkan efek dari noradrenalin, suatu hormon yang dilepaskan oleh otak tengah yang, bila dipicu, bisa membangkitkan emosi positif, halusinasi dan fitur-fitur lain yang berkaitan dengan pengalaman mati suri. Berdasarkan sebuah jajak pendapat Gallup, sekitar tiga persen penduduk AS mengaku pernah memiliki pengalaman menjelang kematian. Pengalaman mati suri dilaporkan di seluruh budaya dan dapat ditemukan pula dalam literatur di zaman Yunani kuno.
“Beberapa studi yang kami tinjau menunjukkan bahwa banyak orang yang mengalami pengalaman menjelang kematian tidak benar-benar berada dalam bahaya kematian, meskipun sebagian besar mengira demikian. Bukti-bukti ilmiah menunjukkan bahwa semua aspek dari pengalaman mati suri memiliki dasar biologis,” kata Caroline Watt, dari Sekolah Ilmu Filsafat, Psikologi dan Bahasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar