Cara Menegur Pasangan Secara Bijak

Tidak ada manusia ideal di dunia ini, selain Rasullullah SAW. Karena itu, kita harus siap menerima kekurangan dan kelebihan diri dan pasangan kita. Syukuri kelebihannya dan bersabarlah dengan kekurangannya. Ketika kita menemukan kekurangan pasangan, bantu ia memperbaikinya, bukan menghakimi. Kita mengenal rumus 2B2L (berani mengakui kelebihan dan jasa orang; bijak terhadap kekurangan dan kesalahan orang; lupakan jasa dan kebaikan diri; lihat kekurangan dan kesalahan diri).
Dalam QS. An-Nahl [16] ayat 125, Allah SWT berfirman, Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Kata-kata hikmah adalah kata-kata terpilih, yang paling utama di antara yang baik. Orang yang berdakwah, menyeru dengan hikmah, adalah orang yang menyeru dengan cara terbaik di antara cara yang baik. Termasuk saat memberi kritikan.
Kritik dengan keterbukaan akan datang kalau seseorang merasa aman memberi masukan, tidak membela diri saat dikritik atau malah balik menyerang. Karena itu, untuk membangun keluarga yang mudah menerima kritik, ada tiga hal yang harus dimiliki. Pertama, miliki visi yang sama, sehingga tradisi saling menasehati dan keterbukaan akan mudah diwujudkan. Kedua, miliki ilmu mengkritik yang baik; tidak menyerang, melukai, berdasarkan data dan fakta, bukan dengan emosional semata. Dan ketiga, berlatih dan terus berlatih.
Secara umum, ada beberapa tips sederhana untuk mengritik pasangan.

    Perhatikan situasi dan kondisi.
    Jangan mengritik pasangan saat sedang marah, capek, lapar, banyak masalah, dan sebagainya.
    Gunakan kata-kata sopan dan halus.
    Berikan pujian dan penghargaan proporsional sebelum mengritik.
    Hindari menegur di depan umum.
    Jangan terlalu sering mengritik.
   Menegur bukan berarti melampiaskan kejengkelan. Karena itu, jangan menyerang orangnya, tapi   “seranglah” kesalahannya.
    Redakan dahulu kemarahan kita. Kalau amarah sudah reda, baru memberikan kritikan.


Warta Loka | Seribu Satu Catatan Dalam Dunia Penuh Warna
© All Rights Reserved | Best View With Mozilla Firefox