Peluang usaha beternak Ikan Lele

Ikan Lele (Clarias batracus) adalah golongan ikan bermisai (mempunyai kumis) dari Ordo ostariopkhysi, sub Ordo siluraidea. Ciri ikan subordo Siluroidea adalah kepala lebar bermisai panjang dan peka, terletak di sekeliling mulut. Misai berfungsi sebagai alat perasa dan peraba, serta biasanya dipakai sebagai alat pencari makanan di air yang keruh. Ikan lele mudah dikembangbiakkan karena bisa dipelihara di pekarangan, saluran pembuang rumahtangga, bahkan dibekas air limbah sekalipun. Begitu mudahnya memelihara ikan lele, sehingga penulis mengajak para hobiis ikan lele atau peternak pemula untuk beternak ikan lele yang baik dan benar. Semoga dengan adanya tulisan petunjuk praktis cara beternak ikan lele ini, akan bermanfaat dan memberi keuntungan yang besar bagi para peternak lele lokal.
Ciri-ciri Ikan Lele

Ikan lele atau juga disebut ikan kucing (karena mempunyai kumis) sebutan bagi orang Inggris. Bentuk ikan lele memanjang, kepala pipih kulit licin, warna keabu-abuan sampai hitam, putih, atau warna belang-belang. (campuran antara putih dan hitam). Pada bagian bawah perut berwarna keputihan, dengan misai (kumis) yang ada di bagian depan mulut, sebagai alat peraba pencari makan. (alat peraba yang berbentuk kumis, sangat peka terhadap benda-benda disekelilingnya).

Ikan lele bisa bernapas di dalam lumpur, karena ia mempunyai alat pernapasan tambahan terletak di bagian kepala. Ikan lele mempunyai sirip berjumlah lima jenis diantaranya, sirip punggung, sirip ekor, sirip dubur, sirip perut dan sirip dada.

Habitat Ikan Lele

Ikan lele yang hidup di indonesia banyak ditemui di sawah, sungai, kolam, empang, rawa-rawa dll. Ikan lele mudah beradaptasi pada lingkungan yang cukup keras. Air bekas limbah rumah tangga, air berlumpur. Air yang baik untuk hidup dan berkembang biak ikan lele adalah air yang mengalir. Air yang digunakan untuk ternak ikan lele dapat berasal dari air sumur, air ledeng , air hujan, air sungai dll. Hidup pada Ph 6,5-7,5 dan pada suhu 25-30 oC.

Penjodohan Ikan Lele

Ikan lele memerlukan suatu keserasian, dan ini penting kita ketahui karena jenis ikan ini di dalam pasangan hidupnya lain dari ikan lainya di dalam mencari pasangan hidupnya. Apabila hal tersebut tidak kita ketahui maka hasilnya tidak seperti yang kita harapkan. Misalnya induk betina tidak cocok dengan pasangannya maka sang betina akan berkelahi dengan pejantannya atau sebaliknya. Akibat tidak sejodohnya sang betina atau pejantan akan mengalami luka-luka yang cukup parah, bahkan bisa sampai mati. Dari kasus di atas bisa diambil hikmahnya dengan cara mengantisipasi sebagai berikut :
  1. Pasangan ikan lele yang akan dijodohkan ditaruh di dalam bak pembibitan lalu kita amati kedua pasangan ikan tersebut selama 1-1,5 jam. di dalam waktu kita mengamati apakah pasangan ikan lele tersebut berkelahi atau tidak, jika berkelahi segera kita pisahkan salah satu induknya.
  2. Jika pasangan indukan lele itu tenang–tenang saja di dalam bak pembibitan, selama 1-2 jam tidak terjadi perkelahian, tetapi berikutnya keadaanya malah sebaliknya. Segera pisahkan kembali atau ditukar dengan indukan yang lain.
  3. Apabila dalam waktu 1 minggu pasangan tsb akur-akur saja, itu menandakan penjodohan sudah terjadi.
  4. Untuk para peternak lele pemula, sebaiknya membeli bibit yang sudah sejodoh dan siap telur. (untuk lebih mempermudah pembibitan)

Pembuatan Kolam

Pembuatan kolam pembibitan ukuran kolam untuk pembibitan ikan lele yang ideal adalah, panjang 2 meter, lebar 1 meter, dan tinggi 0,40 m, dengan bagian dalam diplester halus. Plesteran halus in penting artinya, sebab bila permukaan bagian dalam kolam pelesteran kasar bisa melukai induk ikan lele. Di bagian tengah kolam pembibitan dibuat lubang sedalam 10 cm dengan diameter lebar 20 cm. Adapun fungsi dari lubang tersebut untuk berkumpulnya ikan lele bila air yang ada dikolam sedang dibersihkan (dikeringkan).

Selain lubang, kamar untuk indukan ikan lele juga harus dibuatkan dipojok (sudut) kolam yang terbuat dari tumpukan batu bata. Kamar untuk indukan ikan lele ini boleh dipasang dengan semen atau tidak. Jika tidak diberi semen tumpukan batu bata ini mudah untuk dibongkar pasang, dan dapat dipindahkan sesuai keinginan kita. Fungsi dari kamar adalah untuk induk betina bertelur. Kamar untuk indukan betina ikan lele diberi sabut kelapa yang dicucihamakan terlebih dahulu. Fungsi sabut kelapa adalah untuk induk ikan lele menempelkan telur-telurnya. Setelah pembuatan kamar untuk induk ikan lele sudah selesai jangan lupa bagian atas dari kamar harus ditutup. Untuk penutup bagian atas kamar boleh dari tumpukan genteng atau papan triplek. Kolam harus dinaungi berupa atap rumbia, genteng, plastik atau lainnya guna ikan lele terhindar dari terik matahari dan hujan. Dengan adanya penutup atap, bak pembibitan menjadi agak gelap, merupakan tempat yang nyaman bagi ikan lele.

Cara membuat kolam tembok semen di bawah permukaan tanah sebagai berikut:
  1. Siapkan lahan dan pastikan lokasi yang dipilih mudah dijangkau sumber air (air bisa dialirkan menggunakan selang).
  2. Bersihkan lahan dari pohon yang rimbun sehingga kolam mendapat sinar matahari secara langsung.
  3. Gali tanah di lokasi rencana kolam dengan panjang 7m, lebar 4m dan kedalaman +0,9m.
  4. Kemudian dibuat tembok di sekeliling kolam dan dihaluskan dengan semen.
  5. Bagian dasar kolam dihaluskan dengan adukan semen.
  6. Di bagian tengah kolam dibuat lubang dengan diameter lebar 50 cm dan kedalaman 20cm yang disiapkan untuk berkumpulnya lele pada saat air dikuras disaat membersihkan kolam.
  7. Setelah kolam kering baru dipersiapkan untuk pemeliharaan lele.

Bentuk kolam Pembibitan pada umumnya berbentuk panjang x lebar x tinggi, tetapi bentuk lainnya boleh saja, seperti bulat segitiga dll, terserah kepada keadaan tempat dan kemauan peternak.
Mendapatkan Bibit

Mendapatkan bibit yang baik sebaiknya induk lele berumur 10-12 bulan dan sudah siap bertelur. Tanda yang dapat dilihat pada bagian bawah perut ikan lele betina gendut, dan bila ditekan akan mengelurkan cairan lendir telur. Umumnya ikan lele jantan lebih kecil dari betinanya. Khusus untuk calon bibit indukan, sebaiknya pilihlah pejantan calon induk tubuhnya tidak terlalu kecil dari betinanya. Untuk membedakan antara induk betina dan pejantan adalah sbb;
  • Induk pejantan mempunyai alat kelamin berbentuk panjang meruncing
  • Induk betina mempunyai alat kelamin berbentuk bulat.
Jenis Bibit

Jenis bibit lele (calon indukan) banyak sekali jenisnya dipasaran, pilihannya tergantung selera atau kebutuhan kita. Misalnya clarias batrachus (dikenal dengan ikan kalang sebutan di Sumatera barat), Ikan keling (sebutan orang makasar), Ikan pinlet (kalimantan), Ikan lele (sebutan di jawa) dan banyak lagi istilah dan sebutan lain untuk clarias batrchus. Dalam memilih jenis-jenis ikan lele dan mencari bibit unggul, dengan mendatangi peternak atau balai-balai penelitian perikanan darat. Jenis ikan lele yang kita inginkan mudah didapat. Sedangkan penulis sendiri awal mendapatkan bibit lele, dari peternak daerah Ciganjur, Jakarta Selatan.

Pembuatan Sarang Telur Ikan Lele

Sarang sama artinya dengan kamar untuk bersalin. Kamar untuk bersalin harus bersih begitu pula halnya dengan sarang untuk berlur ikan lele. Jika sarangnya kurang besih, dikhawatirkan akan membawa penyakit yang akan berdampak kurang baik untuk pertumbuhan telur atau anak ikan lele. Sarang dibuat dari tumpukan 1/2batu bata yang disusun dan tidak diberi semen. Ukuran sarang/kamar ikan lele, panjang dua (2) bata x dua (2) bata x tinggi bak/kolam pembibitan. Kamar/sarang diberi pintu untuk keluar masuk ikan lele, serta diletakkan ijuk (bahan untuk sapu) setelah dicuci hamakan secukupnya. Ijuk berfungsi untuk meletakkan telur-telur ikan lele. Bagian atas kamar/sarang ikan lele ditutup dengan genteng/papan dll. Penutupan kamar/sarang lele bagian atas dimaksud untuk menghindari predator, seperti ayam, burung, kadal, dan juga memberikan ketenangan pada induk lele yang sedang bertelur.

Pemeliharaan Anak Ikan Lele

Setelah menetas anak-anak ikan perlu perhatian extra. Pada waktu berumur 1-3 hari anak ikan tidak perlu diberi makan dahulu, setelah umur 4 hari sampai umur 1 bulan anak ikan diberi pakan berupa kuning telur yang direbus. Kuning telur rebus diberikan pagi 1 butir dan sore 1butir. Caranya pemberian pakan anak ikan lele, yaitu ambil kuning telur yang direbus, lalu encerkan dengan air, berikan kepada anak-anak ikan lele dengan bantuan sendok makan. Umur anak lele 1-3 bulan pakan diberikan berupa cacing sutra.

Umur anak ikan lele sudah mencapai 3 bulan harus dipindahkan ke kolam pembesaran. Setelah masuk ke tingkat pembesaran pakan dirubah dari cacing sutra menjadi pelet, siput, rayap, telur rayap, ulat hongkong, ulat bambu, belatung, cacing tanah, jentik nyamuk dll.

Untuk pemberian pakan tambahan ikan lele dalam pembesaran bisa campuran nasi dengan ikan yang dihaluskan.

Penggantian Air Kolam Pembibitan

Air adalah sarana untuk hidup dan berkembang biak ikan pada umumnya termasuk ikan lele. Ikan lele hidup di habitatnya di alam seperti, di rawa-rawa atau sungai yang pada umumnya air mengalir, atau berganti dengan sendirinya. Jika dipelihara di kolam/bak untuk diternakkan, airpun harus sering diganti kecuali air kolam pembesaran ikan. Air yang ada di bak/kolam pasti mengalami perubahan sifat kimia. Sehubungan dengan hal tersebut, mungkin air yang ada di kolam pembibitan kita dalam tempo satu (1) bulan sudah tidak lagi layak untuk sarana kehidupan dan berkembang biak ikan lele, oleh karena itu air dalam bak/kolam harus diganti. Ikan lele memang dapat hidup seklipun pada kondisi air yang jelek, misalnya air di dalam septiteng (tempat air tinja). Menurut pengalaman penulis air yang diganti setiap satu (1) bulan sekali di bak/kolam pembibitan pengaruhnya terhadap induk lele cukup baik. Air yang sering diganti menjadikan ikan lele sehat dan jarang terkena penyakit. Bak/kolam harus dibersihkan dari lumut dengan cara menyikatnya.

Hasil yang baik tentu harus didukung dengan kualitas yang baik pula. Hasil panen ikan lele yang baik mutunya tergantung dari kualitas bibit serta jenis lele yang kita ternakkan, di samping pakan dan perawatan yang baik tentunya. Untuk itu perlu adanya penggantian induk ikan lele secara teratur dan berkelanjutan. Induk ikan lele (jantan dan betina) yang sudah bertelur sampai empat kali perlu diganti dengan induk lele yang baru. Jika induk lele (betina dan jantan) tidak diganti, hasilnya kurang baik (anak lele sedikit) dan juga anak ikan lele mudah terserang berbagai penyakit.

Pemindahan ikan lele dari satu tempat, ketempat lainnya membutuhkan suatu cara yang praktis. Misalnya jarak yang akan ditempuh cukup jauh (dari daerah Ciganjur, Jakarta selatan ke Tangerang, Jawa barat), sedangkan kita menginginkan bibit yang kita beli sampai ditempat tujuan dalam keadaan baik. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memudahkan pemindahan dan pengangkutan ikan lele suatu tempat dengan aman sbb;

Pengemasan ikan lele :
  1. Pengangkutan induk/bibit ikan lele dengan cara membius, yaitu induk lele diberi obat penidur. Besar kecilnya dosis bius yang diberikan untuk tiap satu ekor bisa ditanyakan pada Dokter hewan. Dengan cara pembiusan ikan, akan mudah dan aman, sekalipun kita pegang.
  2. Pengangkutan induk/bibit ikan lele dengan menggunakan kantong plastik yang diberi oksigen. Cara ini dianggap paling mudah dan praktis. Siapkan kantong plastik tebal transparan, kemudian isi 1/3 kantong plastik dengan air, lalu masukan bibit/induk lele dan diberi oksigen, kemudian ikat dengan karet gelang rapat-rapat.
  3. Masukkan kantong plastik berisi ikan lele dalam kardus yang beralasan stereofoam. Tutup kardus dengan isolatip, ikan lele siap dikirim.

Jenis Hama dan Penanggulangannya

Setiap hewan mempunyai musuh alaminya, termasuk juga ikan lele. Beberapa musuh alami ikan lele adalah, ular, ayam, burung, kadal, kucing,tikus, kodok, cecak dll. Untuk menanggulangi dari musuh lele dapat dilakukan beberapa cara yaitu :
  • Memasang pagar pengaman pada tanah kita, yang akan kita buat kolam.
  • Bagian atas dari Sarang/kamar tempat berlur ikan lele kita tutup dengan genting atau papan triplek.
  • Kolam/bak pembibitan air harus diganti minimal satu minggu sekali, kolam/bak, dan kamar/sarang ikan lele harus dicuci bersih.
Penyakit Ikan Lele

Tanda awal mengenali ikan peliharaan kita terserang suatu penyakit bisa dilihat dari tingkah lakunya yang tidak wajar. Contoh, makanan sering tidak habis dimakan (biasanya untuk satu pasang induk ikan lele bisa menghabiskan lebih dari 10-16 cacing tanah dan untuk cacing sutra dua (2) ukuran bulatan bola pimpong. Gerakan ikan lele lamban, sering mengambang di permukaan air, sering menggosok-gosokkan tubuhnya di dasar kolam. Pada bagian bawah perut nampak bengkak dan mudah berdarah, insang menjadi rusak berwarna keputih-putihan. Kuman penyebab penyakit ikan lele ini dari jenis aeromonas dan pseudomonas. Untuk menyembuhkan penyakit ikan lele sbb;

Ikan lele terserang penyakit Tetracyline
  • Pengawasan terhadap ikan lele sebaiknya dilakukan setiap hari, agar lebih mudah dapat mengetahui sedini mungkin.
  • Ikan lele yang terserang penyakit, sebaiknya dipisahkan/dikarantinakan dari lele yang sehat.
  • Larutkan satu (1) butir tetracyline dengan segelas air panas. Kemudian air di bak/kolam pembibitan dibuang setengahnya. Masukan larutan tetracyline ke bak/kolam yang berisi ikan lele yang terserang penyakit sampai sembuh.
  • Ikan yang mati terkena penyakit, sebaiknya dibakar lalu dikubur, agar penyakit tidak menular.
  • Kolam bekas ikan lele yang terserang penyakit, sebaiknya dikeringkan lalu dicuci hamakan sampai bersih.
Segi Keunggulan Pemeliharaan Ikan Lele

Ikan lele lokal mudah dipelihara dan diternak karena tidak memerlukan suatu teknik yang sulit erta rumit. Untuk pemberian pakan ternak lele lokalpun mudah didapat misalnya, cacing tanah, kutu air, jentik nyamuk, bangkai ayam, rayap, bekicot, nasi bekas sisa makanan kita dll. Dengan bermodalkan seadanya beternak ikan lele bisa menghasilkan keuntungan cukup lumayan. Gentong/drum,bak plastik, bisa dijadikan sebagai tempat atau wadah untuk beternak lele.

Ikan lele juga relatif kuat terhadap penyakit dan tahan dari perubahan cuaca. Berat ikan lele lokal perkilogram, sekitar 3-4 ekor. Perawatan yang baik dan intensif akan menghasilkan kualitas yang baik pula. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar