Mahsuri Putri Langkawi

Kisah legenda Langkawi yakni sang gadis cantik Mahsuri adalah salah satu di antaranya. Kisah yang telah tersiar selama lebih dari 200 tahun ini terjadi di Langkawi. Daerah kepulauan yang terletak di luar pantai barat laut semenajung Malaysia.

Sekitar tahun 1762-1800, seorang pemuda dari Kucing bernama Pandak Mayah, dan istrinya Mak Andam menetap di Langkawi dan hidup sebagai pembajak sawah yang miskin. Suatu hari, ketika Mayah sedang berteduh, tiba-tiba mendengar suara tangisan bayi, tetapi, setelah dicari kemana-mana bayi itu tidak ditemukan, dan tanpa sengaja dia mendapati beberapa butir padi yang sudah gosong di atas tanah, ketika dia memungut butiran padi itu, anehnya, suara tangis bayi secara ajaib juga ikut berhenti. Sepertinya bayi itu sengaja menggunakan suara tangisan untuk menuntunnya menemukann butiran-butiran padi tersebut.

Kemudian dia mengumpulkan beberapa butir padi tersebut dan dibawa pulang. Sesampainya di rumah, istrinya sangat gembira mendengar pertemuan yang menggembirakan itu, sebab ia pernah mendengar tetuanya berkata, bahwa butiran padi yang gosong itu membawa roh Mayah Padi, orang akan bernasib baik setelah memakannya, lalu butiran-butiran padi itu dicampur dengan beras yang ada di rumah dan dimasak untuk dimakan sekeluarga.

Perkataan leluhur sangat manjur, nasib baik anggota keluarganya benar-benar silih berganti. Pertama, yang membuat Mayah gembira adalah, istrinya hamil setelah memakan butiran-butiran padi yang gosong itu. Setelah sang istri hamil, suatu hari ketika Mayah sedang mengumpulkan makanan di hutan, ia menemukan sebuah gua alami yang dipenuhi dengan sarang burung wallet, dia mengambil beberapa dan dibawa ke desa, sesampainya di desa sarang burung wallet yang dibawanya segera habis terjual, selajutnya dia mendapat keuntungan yang besar dari hasil menjual sarang burung wallet itu. Kehidupan yang dulu miskin kini sudah berubah.

Mengapa gua alami itu justru dia yang menemukannya, sedangkan orang lain tidak begitu bernasib mujur? Generasi dari angkatan tua mengatakan, bahwa hal baik yang bisa diperoleh bukan dengan cara merampas, adalah hasil perbuatan baik kita sendiri di masa lalu, dan perbuatan baik yang kita lakukan sekarang adalah demi kebaikan generasi yang akan datang.

Masa persalinan sang istri akhirnya tiba, ia melahirkan seorang bayi perempuan yang cantik, dan diberi nama Langkawi Mahsuri. Sejak kelahiran Mahsuri, nasib baik kembali memberkati Mayah sekeluarga, dalam suatu kesempatan yang “kebetulan”, dia menemukan suatu batu yang dapat mengeluarkan aroma semerbak yang tajam setelah pembakaran, dan dengan adanya batu itu keluarganya menjadi semakin kaya raya.

Tahun demi tahun terus berganti, Mahsuri tumbuh menjadi seorang gadis remaja yang cantik jelita, dan namanya terkenal di mana-mana, menarik banyak orang berkunjung ke rumah dan melamarnya, bahkan kepala adat yang memerintah Langkawi waktu itu juga tetarik oleh wajah ayu Mahsuri, dan berhasrat mempersuntingnya sebagi istrinya yang kedua. Karena ditentang keras oleh istri pertama kepala adat, membuat kepala adat membuang niatnya mempersunting Mahsuri, dan digantikan sang anak bernama Mat Deris yang mempersunting Mahsuri dan berhasil menjadi pasangan yang bahagia.

Meskipun Mahsuri menjadi menantu perempuan kepala adat Langkawi, namun, biar bagaimana pun juga kepala adat pernah hendak mempersuntingnya, dan ini membuat istri kepala adat selalu menganggap bahwa Mahsuri yang cantik jelita merupakan suatu ancaman baginya. Lagipula yang membuat dirinya semakin dilanda cemburu adalah, kepala adat bisa melihatnya setiap hari setelah sang anak memperistri Mahsuri. Api cemburu dalam hati istri kepala adat perlahan-lahan menjadi sebilah sembilu, ia sedang mencari kesempatan menghilangkan kebencian hati yang mendalam.

Suatu ketika, Mahsuri hamil, ketika semua orang bersuka cita mendengar kabar kehamilannya, suaminya malah harus pergi jauh untuk suatu urusan. Saat Mat tidak berada di rumah, Mahsuri berkenalan dengan seorang penyair kelana bernama Deramang, dia bukan saja memiliki sebuah suara yang merdu bahkan trampil bercerita dan bersyair, Mahsuri sangat mengaguminya, kerap mengundangnya ke rumah dan menginap, mempertunjukkan kepiawaiannya untuk dinikmati anggota keluarga dan warga desa.

Tidak lama kemudian, Mahsuri yang cantik melahirkan seorang bayi laki-laki, dan ini semakin membuatnya menjadi fokus perhatian keluarga dan orang banyak, istri kepala adat menjadi uring-uringan saking cemburunya, dan memutuskan mengambil tindakan.

Suatu malam, setelah istri kepala adat berkunjung ke tempat tinggal Mahsuri, mendadak pura-pura panik dan terkejut bergegas menemui kepala adat, dan bersumpah menuduh Mahsuri berzinah dengan Deramang, kepala adat menganggap benar, segera menangkap Mahsuri dan menjatuhkan hukuman mati.

Saat pelaksanaan hukuman, ratusan massa berbondong-bondong datang untuk menyaksikan Mahsuri menjalani siksaan, tidak ada yang mencegah atau minta ampun untuknya. Di bawah perintah kepala adat, pelaksana hukuman menusuk dada Mahsuri dengan pedang pendek.

Tapi anehnya, darah yang mengalir dari dada Mahsuri bukan berwarna merah, melainkan warna lambang kesucian yaitu putih, kala itu, segenap wilayah segera diselimuti sehamparan kabut putih, di bawah pandangan massa yang terkesima, dimana sebelum menghembuskan nafas terakhir Mahsuri mengucapkan sebuah kutukan: “Pulau Langkawi tidak akan aman dan makmur selama 7 keturunan.”

Sejarah langkawi telah membuktikan kutukan Mahsuri sangat manjur. Dalam beberapa tahun setelah kematian Mahsuri, api peperangan dan penindasan melanda Langkawi, kepala adat sekeluarga habis dibunuh oleh orang Siam. Setelah perang berakhir, penderitaan Langkawi belum berakhir, berbagai macam bencana alam terus terjadi silih berganti, dan di luar dugaan salah satu di antaranya adalah petaka kerbau yang langka, waktu itu muncul kerbau yang bahkan lebih banyak dibanding penduduk desa, menyerang desa membabi-buta, menyebabkan hampir tiada satu pun rumah di desa yang dapat dibangun kembali, akhirnya Langkawi menjadi semakin miskin dan melarat.

Hingga hari ini, banyak orang Langkawi percaya, bahwa kemiskinan di daerahnya adalah untuk membayar ketidakadilan terhadap Mahsuri kala itu, pada tahun 1980 kemudian setelah keturunan langsung anak cucu Mahsuri dari generasi yang ke-8 lahir, kutukan itu baru benar-benar berakhir. Mahsuri tidur abadi di sebelah Tenggara Langkawi, di desa yang berjarak kurang lebih 12 km dari Gua bu, kini sudah menjadi tempat rekreasi Langkawi yang terkenal. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar