Belanja Songket di Pandai Sikek

Ingin memiliki tenunan songket khas Minang? Pergilah ke Pandai Sikek, nagari di kaki Gunung Singgalang yang terletak tak jauh setelah Kota Padang Panjang menuju Bukittinggi. Tenunan Pandai Sikek buatan tangan ini sangat indah dengan beragam motif dan warna.

Di Pandai Sikek saat ini terdapat puluhan rumah tenun dengan ratusan penenun yang umumnya perempuan muda. Rata-rata dalam satu bulan seorang penenun bisa menghasilkan selembar kain (untuk sarung) atau selendang dengan motif paling sederhana. Pandai Sikek adalah daerah yang masuk daftar kunjungan wisata ke Sumatera Barat untuk berbelanja.

Selain membeli songket, Anda juga bisa melihat langsung proses pembuatan tenunan yang masih menggunakan alat tenun tradisional di rumah-rumah. Anda pun bisa menyaksikan proses pembuatan tenunan songket Pandai Sikek dari helai demi helai benang untuk membuat selembar kain yang indah. Ini tentu pemandangan yang unik dan langka, mengingat di zaman pabrikasi saat ini masih ada pembuatan kain dengan menggunakan keterampilan tangan dan alat sederhana.

Dulunya pembuatan kain tenun ini berkaitan dengan penyediaan pakaian untuk upacara adat, seperti melantik penghulu, pesta perkawinan.

Pandai Sikek merupakan satu dari tujuh nagari di Minangkabau yang masyarakatnya secara turun-temurun sejak ratusan tahun terkenal sebagai perajin tenun. Nagari lain adalah Pitalah dan Sungayang, Silungkang, Kotogadang, Koto nan Ampek, dan Kubang.

Namun sekarang hanya tinggal Silungkang, Kubang, dan Pandai Sikek yang masih terdapat penenun. Dari ketiga itu hanya Pandai Sikeklah yang lebih maju dalam melanjutkan tradisi menenun dengan tetap mewariskan kemahiran menenun kepada warganya, sehingga banyak penduduknya tetap menjadi penenun.

Selain itu, tenunan songketnya pun memiliki kehalusan dan keberagaman motif yang jauh lebih tinggi dan banyak. Jenis motif tenunan songket Pandai Sikek yang jumlahnya lebih 200 itu rata-rata memiliki arti yang berkaitan dengan filosofi adat Minangkabau, seperti motif pinggir “itiak pulang patang” (itik pulang petang) yang mengiaskan orang Minang seiya-sekata atau bersatu.

Di Pandai Sikek puluhan rumah tenunan songket menjual songket buatan tangan itu. Salah satunya adalah Rumah Tenun Pusako yang berbentuk rumah gadang milik Hajah Sanuar yang termasuk paling awal merintis bisnis penjualan songket di Pandai Sikek.

Songket dari Rumah Tenun Pusako sangat indah dengan beragam motif dan warna. Selain mempertahankan songket dengan warna tradisional, warna songket yang dijual juga mengikuti tren mode seperti merah menyala, biru, krem, dan kecokelatan. Harga songket mulai Rp 1,5 juta sampai Rp 10 juta per set, terdiri dari kain songket dan selendang.

Harga lebih ditentukan oleh kerumitan pengerjaan motif yang banyak menggali motif lama serta tergantung pada kain. “Songket paling mahal terbuat dari sutra asli dengan motif kuno Minangkabau, pengerjaannya lebih rumit karena di atas kain sutra, tapi lebih ringan dikenakan, ini yang membuatnya lebih mahal,” kata Adyan Anwar, pemilik usaha songket Rumah Tenun Pusako.

Selain Rumah Tenun Pusako yang khusus menjual songket tenunan, masih ada toko-toko lainnya yang tidak hanya menjual songket, tapi juga kain bordir dan kain sulaman khas Minang. Salah satunya di toko milik Erma Yulnita. Erma memiliki 30 perajin tenun di Pandai Sikek yang bekerja untuknya.

Songket yang ia jual juga dibanderol cukup terjangkau, mulai dari Rp 500 ribu hingga Rp 7 juta per lembar. Harga songket di Pandai Sikek sangat tergantung pada kain, benang, serta kerumitan pengerjaannya. Semakin halus tentu semakin mahal. Harga masih bisa ditawar dan bisa berkurang paling banyak 10 persen.

Jangan takut tertipu berbelanja di Pandai Sikek karena ini usaha rumahan dan pemilik songket sangat mengandalkan kedatangan wisatawan ke tempatnya. Membeli atau tidak, Anda tetap dilayani dengan ramah. Bahkan di atas meja beranda selalu tersedia minuman gelas dan aneka makanan kecil khas Sumatera Barat seperti rakik maco, gelamai, keripik, hingga kue sagun yang bisa dimakan sambil menonton cara pembuatan songket di semua rumah tenun. Semua cemilan itu gratis.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar