Empu Pembuat Keris

Pada umumya terutama di jawa pembuat keris dikenal dengan sebutan Empu, di bali dikenal dengan nama pande atau wangsa pandie,di Sunda dikenal dengan istilah Guru Teupa. David van Duuren dalam bukunya The Kris “Empu merupakan orang-orang yang dianggap suci dan memiliki kedudukan tinggi dimasyarakat”(1998). Mas Ngabehi Wirasoekadga dalam bukunya Misteri Keris menuliskan Empu adalah mahluk/manusia yang memiliki derajat tinggi.

Ajaran pandie/empu awal mulanya berasal dari sekte Brahma, ialah sekte yang menempati urutan sangat penting diantara sekte-sekte lainya, pengikutnya bergelar brahmana pandie, pada zaman itu dikenal dengan wangsa brahmana pandie. Lebih jelasnya lagi di jawa setelah agama hindu jatuh ke tangan agama islam,istilah brahmana tidak tampak lagi,tetapi wangsanya masih ada yang sekarang lazim disebut pandie besi,pandie mas dll.

Di Bali wangsa pandie diikat oleh kewajiban moril dan prasasti-prasasti wisama leluhur yang secara rohaniah berhubungan sangat erat antara keluarga satu dengan yang lainya dengan istilah wangsa, prasasti yang mengikat mereka yang paling terkenal disebut prasasti “Pustaka Bang Tawang”, mereka memiliki kesepakatan mengangkat empu Baradah sebagai gurunya. Di Bali ilmu kepandean tidak sembarangan orang bisa mempelajarinya karena hanya mereka yang keturunan wangsa pande yang boleh mempelajari, sedangkan di luar bali pandie hanya merupakan profesi saja dan siapapun boleh mempelajarinya dan mereka tidak diikat dalam satu sistem keluarga tertentu.

Empu merupakan seorang yang benar-benar ahli dibidangnya dan memiliki beberapa keahlian yang menunjang proses kreatif dalam penciptaan karya-karyanya, adapun beberapa keahlian khusus yang dimiliki oleh seorang Empu untuk merujuk pada proses kreatifnya adalah :

1.Ahli dalam bidang agama dan Spiritual.
Pada masanya seorang Empu adalah orang yang dianggap suci dan memahami betul akan pemahaman kehidupan dan mampu memahami sesuatu yang gaib, seorang empu biasa memimpin upacara-upacara keagamaan ataupun upacara-upacara sesaji lainya. Empu merupakan panutan bagi masyarakat sekitarnya.

2.Ahli dalam bidang olah senjata.
Ada ungkapan senjata yang baik adalah senjata yang dibuat oleh pendekar (ahli olah senjata) yang hebat, Jadi kebanyakan para empu adalah seorang yang ahli “olah kanuragan” dalam memainkan senjata/pesilat/pendekar yang mahir. Dalam babad Bali diterangkan ketika patih Gajah Mada ingin menaklukan Bali, mahapatih Gajah Mada merangkul para empu/pande dan menempatkan di garis depan, Sang patih sangat yakin akan keberanian dan kehebatan olah senjata para empu keris/pande.

3.Ahli dalam bidang Psikologis.
Seorang empu memiliki kemampuan memahami karakter psikologis dari pemesanya sehingga keris yang dihasilkan benar-benar sesuai dengan watak,prilaku dan karakter dari pemakainya, diceritakan dalam babad dan juga cerita-cerita rakyat bahwa para kesatria memesan keris pada seorang empu agar sesuai dengan dirinya.

Keris merupakan sebuah karya yang mampu berperan sebagai “Obyek ataupun Subyek” dari pemakainya, Keris dapat diperlalukan sebagaimana keinginan dari si pemilik seperti dipakai untuk senjata, kelengkapan busana, benda pamer dll tetapi keris juga mempengaruhi sifat dan karakter pemiliknya sebagaimana keyakinan dari pemilik terhadap kekuatan dan atau bahasa simbol dari kerisnya.

4.Ahli Anatomi.
Keahlianya didalam olah senjata dengan sendirinya seorang empu ahli dalam anatomi manusia. Keahlian ini sebagai penunjang agar karya yang dihasilkan benar-benar sesuai dengan “dedeg Piadek” atau ukuran badan si pemakainya, dengan demikian karya yang dihasilkan dapat diperankan sesui dengan pemakainya. Perlu diingat kembali bahwa semua hal yang berkaitan dengan ukuran tiap-tiap bagian keris menggunakan ukuran bagian badan seperti: “nyari,kilan,cengkang dl”l.

5.Ahli dalam bidang politik.
Pada masa majapahit oleh Gajah Mada empu diberi kedudukan tertentu dalam pemerintahan. Seorang empu banyak terlibat dalam percaturan politik dan terlibat didalam strategi kenegaraan dan perang.

Penghargaan khusus dari raja banyak diberikan kepada para empu keris yang mumpuni, mereka diberi kedudukan tinggi, lengkap dengan nama dan gelar kebangsawanan seperti Empu Supo yang disayang oleh raja karena berjasa mengembalikan Keris Sangkelat yang telah hilang dari keraton kemudian diangkat jadi menantu dan diberi gelar pangeran dengan hadiah tanah perdikan atau tanah bebas pajak.

6.Ahli dalam bidang Sastra.
Seorang empu biasanya mempelajari sastra dan mereka adalah orang-orang yang terpelajar, sebagian besar dari mereka terjalin hubungan baik dengan keraton sehingga mereka memperdalam sastra untuk interaksi mereka, disamping itu mereka menganggap ajaran sastra merupakan salah satu untuk menambah pengetahuan dan kedalaman batin. Dalam ajaran “Aji Panca Bayu” yang di pelajari oleh para pandie di Bali, merupakan bagian ajaran Panca Brahma Pancak Sara yang berakar dari Aji Dasak Sara Pamurtining Aksara Anacaraka asal muasal Aji Saka, menerangkan: Aji Ngaran Sastra, Saka ngaran tiang ngaran pokok yang secara umum mengandung pengertian sumber dari ajaran Sastra Kesusastraan, dalam ajaran tersebut ada ungkapan;

” Sastra ngaran tastas ngaran terang

Astra ngaran api ngaran sinar”

Yang secara umum mengandung pengertian, dengan mengenal api orang akan mengenal terang, sebaliknya orang yang tidak mengenal sastra sama dengan buta huruf berarti hidup dalam kegelapan.

7.Ahli dalam bidang Artistik.
Bentuk dasar dari bilah keris terdiri dari bilah keris lurus, bilah keris luk dan bilah keris campuran antara luk dan lurus. Jumlah nama dari dapur bilah keris banyak sekali, Pujangga besar Ronggowarsito menyebut tak kurang dari 560 dapur keris. Rafles dalam bukunya “Histori Of Java” (1817) melukiskan 41 dapur keris utama yang ada pada abad ke-19.Buku tinggalan PB IX tentang dhapur keris (1792 Saka) menyebut 218 nama dapur keris.

Bila kita perbandingkan dengan senjata-senjata tradisional di seluruh dunia seperti tombak, pedang, panah,pisau dll, keris merupakan senjata tradisional yang paling banyak ragam farian bentuknya di samping juga yang paling rumit dari tiap-tiap bagiannya ( rerincikan bagian bilah keris lebih dari 30 bagian, pedang Katana dari Jepang sekitar 15 bagian, pedang Toledo dari Spanyol 10 bagian, Kukri dari Nepal 9 bagian)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar